MEDIA sosial di Indonesia baru saja diramaikan dengan berita tentang seorang “kyai kondang” yang tetiba menyatakan dirinya kesambet. Artinya, sakit mendadak karena gangguan roh jahat. Kesurupan?
Jika itu benar, apalagi dikatakannya sendiri, tentu amat mengejutkan. Kalau seorang tokoh agama dan spiritual yang begitu berpengauh mengaku diri kesambet, rupanya dia rapuh dan kurang integritas hingga roh jahat bisa merasukinya.
Dalam Injil hari ini (Markus 3: 22-30), Yesus secara tegas menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dicampuradukkan dengan setan.
Menganggap Yesus, utusan Tuhan, kerasukan setan adalah dosa melawan Roh Kudus (Markus 3: 29-30).
Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa orang tidak bisa menguasai rumah orang lain dan merampas hartanya sebelum dia mengikat lebih dahulu pemilik rumah itu (Markus 3: 27).
Tuhan Yesus sudah mengikat setan dan melumpuhkannya. Dia mengusir setan yang merasuki banyak orang. Tak mungkin Dia “kesambet”.
Akhirnya, Tuhan Yesus menegaskan bahwa jika suatu rumahtangga atau kerajaan terpecah, pasti tidak bertahan (Markus 3: 24-25).
Betapa pentingnya integritas, baik pada tingkat pribadi, lembaga maupun negara.
Orang yang beriman kepada Tuhan tidak bisa sekaligus mengabdi kepada setan melalui dukun-dukun. Pasti hidupnya terpecah belah. Tidak mungkin tenteram; apalagi bahagia.
Negara yang warganya mencoba merongrong kewibawaan dan cita-citanya akan terpecah belah; melemah sehingga lebih mudah dikuasai kekuatan asing. Betapa pentingnya mewaspadai dan mencegah munculnya pelbagai kekuatan internal yang melawan negara.
Tuhan yang menganugerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia menghendaki persatuan, kerukunan, dan hidup damai sejahtera.
Orang-orang Kristiani dipanggil untuk berkontribusi dengan membangun integritas.
Terutama terintegrasi dengan Tuhan Yesus yang telah mengalahkan setan, sumber perpecahan. Jangan percaya kepada yang berkata bahwa Tuhan Yesus bisa “kesambet”.
