Munir Menjadi Martir

0
429 views
Martir Jesuit di Canada: Jean de Brebeuf dan Isaac Joques. (Ist)

Puncta 24.11.21
PW. St. Andreas Dung Lac, Imam dan Martir
Lukas 21: 12-19

MASIH ingat tokoh Hak Asasi Manusia yang mati menjadi martir saat dalam penerbangan ke Belanda? Ya dia adalah Munir.

Munir adalah aktivis HAM dan pendiri Imparsial. Kasusnya sampai sekarang tak kunjung tuntas dan masih menyisakan banyak pertanyaan.

Ia banyak menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan pelanggaran HAM di tanah air, antara lain; kasus penghilangan paksa 24 orang aktivis politik dan mahasiswa tahun 1997 dan 1998, kasus kematian Marsinah, kasus Tragedi Tanjungpriok 1984.

Ia sangat vokal menentang rezim yang otoriter waktu itu.

Diduga dia meninggal karena diracun di atas pesawat Garuda GA 974.

Institut Forensik Belanda melaporkan Munir diracun dengan arsenikum.

Ada skenario tingkat tinggi yang tidak bisa tersentuh dari kematian Munir. Yang dihukum hanya “kroco-kroco”, tetapi otak intelektualnya tetap tersembunyi.

Berjuang menegakkan kebenaran sering berhadapan dengan kekuasaan.

Yesus sudah mengingatkan kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya.

Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa.

Dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh, karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang.”

Mewartakan kebenaran itu wajib dilakukan, dan resikonya memang berat. Seperti yang dialami Munir, saksi kebenaran siap menjadi martir.

Begitu pula para martir di Vietnam yang kita peringati hari ini.

Santo Andreas Dung Lac An Tran dan kawan-kawan berjuang membela iman Katolik dari penganiayaan Kaisar Minh Mang.

Mereka itu terdiri dari para uskup, imam praja, imam MEP dan awam yang berjumah 117 orang.

Para martir ini rela menderita dan mengorbankan nyawanya demi harta paling berharga yakni iman akan Yesus.

Mereka percaya dengan mati seperti Kristus, mereka juga akan ikut bangkit dengan Kristus, untuk hidup selama-lamanya.

Kematian mereka menjadi benih yang subur bagi iman Katolik di Vietnam.

Kaisar beranggapan dengan menganiaya dan membunuh mereka, iman akan mati. Namun justru sebaliknya, iman Katolik berkembang subur di ladang Tuhan.

Darah para martir adalah pupuk yang menyuburkan iman akan Tuhan.

Begitulah saksi iman dan pewarta kebenaran akan selalu muncul dari generasi ke generasi. Iman tidak akan mati.

Sabda Yesus menguatkan kita, “Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”

Apakah anda siap bertahan sampai akhir?

Rencana piknik ke Pangandaran,
Terpaksa ditunda ada virus corona.
Saksi kebenaran banyak tantangan,
Harus siap berkorban jiwa dan raga.

Cawas, siap berjuang…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here