Puncta 08.05.23
Senin Paskah V
Yohanes 14: 21-26
TIDAK ada murid yang lebih setia daripada Bima atau Werkudara. Dia berguru kepada Pandita Durna. Bima sangat patuh kepada gurunya. Bahkan Durna sudah dianggap sebagai bapaknya sendiri.
Apa yang diperintahkan Durna dilakukannya tanpa mengeluh. Seberat apa pun perintah sang guru akan dipenuhinya. Bahkan jika nyawanya harus dipertaruhkan demi mengikuti perintah gurunya.
Ketika Bima ingin mengetahui ilmu “kasampurnaning urip” atau kesempurnaan hidup manusia, dia disuruh oleh gurunya, Pandita Durna, untuk terjun ke dasar samudera. Karena di sanalah akan ditemukan “banyu suci perwitasari”.
Ibu dan saudara-saudaranya mengingatkan agar Bima membatalkan niatnya untuk terjun ke dasar samudera. Namun kesetiaan kepada guru melebihi cinta ibu dan saudara-saudaranya. Bima nekad menceburkan diri ke tengah samudera.
Yesus berkata kepada Yudas Tadeus, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia. Barang siapa tidak mengasihi Aku, dia tidak menuruti firman-Ku.”
Yesus memberi syarat bagi siapa pun yang mengasihi Dia, harus mau menuruti firman-Nya. Siapa pun yang mengasihi Kristus, dia harus mentaati sabda-Nya dan melakukannya dalam hidup setiap hari.
Dengan kata lain, kasih itu harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Kasih bukan hanya kata-kata indah di mulut saja. Kasih terwujud dalam tindakan kongkret. Kasih kepada Kristus itu dilakukan oleh Paulus dan Barnabas.
Dimana pun Paulus dan Barnabas berada, mereka selalu mewartakan Injil kepada semua orang. Sampai-sampai seluruh rakyat mengira mereka sebagai dewa Zeus dan Hermes.
Paulus menunjukkan kesetiaannya kepada Yesus dengan mewartakan Injil kepada segala bangsa. Bahkan dia bisa berkata, “Celakalah aku jika tidak mewartakan Injil.”
Betapa hati Paulus sudah terpikat oleh Yesus. Ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk Kristus. “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
Kita bisa bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sungguh-sungguh menjadi murid Kristus? Sejauhmana kesetiaan kita kepada Kristus yang adalah Guru dan Tuhan bagi kita?
Apakah kita sudah melaksanakan sabda Sang Guru Jati?
Bima mencari kebahagiaan sejati
Ia taat pada perintah guru suci
Yesus adalah jalan ke rumah ilahi
Mari kita senantiasa taat mengikuti
Cawas, madhep mantep dherek Gusti