MUSEUM Katedral Jakarta yang “dibangun” oleh mendiang Romo Rudolphus Kurris persisnya terletak di balkon gereja yakni di “lantai dua” gedung gereja. Awalnya, balkon ini dirancang sebagai panggung dimana paduan suara berkiprah. Namun, seiring dengan bertambahnya usia bangunan dan makin banyak juga pernak-pernik paduan suara –termasuk jumlah anggota koor—maka balkon di lantai dua itu akhirnya berubah fungsi.
Dari balkon panggung koor, mendiang Romo Kurris SJ kemudian menyulapnya menjadi pelataran Museum Katedral.
Lalu apa yang dipamerkan di balkon Museum Katedral ini?
Romo Kurris SJ yang gemar menulis sejarah punya inisiatif untuk mengumpulkan pernak-pernik sakrilegi gerejani.
Di antaranya adalah:
1. Alat-alat ibadat seperti monstrans bercorak barok asli dari Roermond (Belanda) produksi tahun 1970. Monstrans yang biasa dipakai sebagai tempat bertahtanya hosti saat berlangsung adorasi ini digunakan Romo Limburg SJ.
Mari kita rinci bagian-bagian monstrans keluaran Roermond ini.
Bagian atas melambangkan Allah Bapa sembari menunjuk ke arah hosti sebagai lambang Allah Putera yakni Yesus Kristus. Di bawahnya tertulis kalimat Latin Hic est Fillius Meus dilectus yang artinya “Inilah PuteraKu yang Terkasih” (Matius 13:17)
Bagian tengah: Hosti tempat Yesus bersemayam diapit dua malaikat sebagai lambang Roh Kudus. Dekat para malaikat terdapat batang-batang anggur dan bulir-bulir gandum sebagai lambang Ekaristi.
Bagian bawah terukir relief seekor domba duduk diatas sebuah kitab sebagai lambang Yesus sebagai Anak.
2. Tongkat gembala milik Mgr. Claessens yang beliau dapatkan sebagai hadiah dari penduduk dimana monsinyur ini berasal (Negeri Belanda). Di situ terpatri tulisan berbahasa Belanda Huldeblijk van Sittard 1875. Artinya tongkat ini diberikan tahun 1876.
3. Sebuah piala juga kepunyaan Mgr. A. Claessens Pr bertahun 1876. Di bagian batang piala terdapat gambar-gambar ikon Yesus, Maria dan Yosef serta lambang kota Sittard.
4. Tongkat Paus Paulus VI yang dihadiahkan kepada Uskup Agung Jakarta saat itu: Mgr. Leo Soekoto SJ saat Bapa Suci berkunjung ke Jakarta tanggal 3-4 Desember 1970.
4. Piala yang pernah dipakai Beato Paus Pohanes Paulus II saat memimpin ekaristi akbar di Gelora Bung Karno Senayan tahun 1989.
Sumber: Situs resmi Gereja Katedral Jakarta
(Bersambung)