Najis yang Dimaafkan

0
31 views
Tuhan melihat hatimu
  • Bacaan 1: Ul. 4:1-2,6-8
  • Bacaan 2: Yak. 1:17-18,21b-22,27
  • Injil: Mrk. 7:1-8,14-15, 21-23

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia najis berarti sesuatu yang kotor dan menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah. Jadi secara umum adalah sesuatu yang kotor dan menjijikkan sehingga harus dicuci supaya terbebas dari kotoran tersebut.

Dalam hidup keagamaan Yahudi sampai pada zaman Yesus, mereka menambahkan aturan agama dengan tradisi agar terlihat saleh. Sebuah pemaknaan yang agak melenceng menurut Tuhan Yesus sehingga perlu diluruskan.

Padahal Musa dalam wejangannya kepada umat Yahudi sudah berpesan:

“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.”

Tradisi-tradisi yang ditambahkan misalnya:

  • Cuci tangan sebelum makan
  • Mandi sepulang dari pasar baru makan
  • Mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga dan sebagainya

Ketika serombongan orang Farisi dan ahli Taurat melihat para murid Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan, mereka mengatakan itu adalah najis. Dianggap melanggar tradisi atau adat istiadat nenek moyang Yahudi.

Dalam jawaban-Nya, Tuhan tidak menjelekkan tradisi tersebut. Namun meluruskan pemahaman mereka terhadap praktek keagamaannya.

Jika dengan mencuci tangan saja sudah bisa dianggap saleh dan Allah berkenan kepada manusia maka itu adalah salah. Tuhan Yesus meluruskan bahwa yang harus dicuci adalah hati.

“…Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.

Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Maka dalam surat peneguhannya kepada umat Kristen Yahudi, Yakobus mengatakan:

“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja…”

Pesan hari ini

Pikiran dan hati yang kotor lebih menajiskan dan berbahaya dibandingkan sesuatu yang masuk ke dalam mulutmu.

Maka cucilah pikiran dan hati yang kotor, supaya Allah berkenan kepadamu.

“Hiduplah menjadi bermanfaat bagi orang lain. Maka kebahagiaan akan mengalir dengan deras.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here