Rabu 12 Juli 2023.
- Kej. 41:55-57; 42:5-7a,17-24a;
- Mzm. 33:2-3,10-11,18-19.
- Mat. 10:1-7.
ADA pepatah yang mengatakan “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, menusia mati meninggalkan nama”.
Tidak heran, dewasa ini, demi menjaga nama baik, relasi, reputasi, kondite dalam pekerjaan dan pelayanan orang rela membayar mahal atau bahkan melakukan apa pun demi menjaga nama baiknya atau untuk menutupi boroknya.
Kitab Amsal menulis, “Nama baik lebih berharga daripada kekayaaan” menunjukan nama baik jauh lebih berharga daripada harta dan kekayaan.
Harta dan kekayaan tidak akan dibawa mati, ia akan berakhir seiring dengan datangnya ajal, tetapi nama baik tak lekang oleh zaman.
Artinya nama baik jauh lebih bernilai daripada kekayaan dan sebaliknya, kekayaan tidak ada artinya tanpa nama baik yang mewujud dalam setiap tindakan.
Maka sebuah penghargaan dan tanggungjawab manakala nama kita disebut dan dipanggil untuk sebuah tugas tertentu.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya,
Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus,.
Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.”
Penginjil Matius hari ini mengisahkan bagaimana Yesus memanggil kedua belas rasul-Nya.
Para Rasul dipanggil namanya masing-masing dan diberi kuasa oleh Yesus untuk mengusir roh-roh jahat, melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Matius juga menuliskan nama kedua belas rasul Yesus itu. Dalam Kitab Suci, penyebutan nama memiliki arti penting.
Nama setiap rasul Yesus menunjukkan pribadi mereka masing-masing.
Beberapa kali kita membaca pula Yesus memanggil rasul-rasul-Nya dengan nama mereka masing-masing.
Dari nama itu, kita bisa mengetahui bagaimana pribadi rasul tersebut dan bagaimana mereka menanggapi panggilan Yesus.
Yesus juga telah memanggil kita dengan nama kita masing-masing.
Ia memanggil kita dengan nama kita masing-masing, Dia mengenal betul bahwa masing-masing dari kita merupakan pribadi yang khas dengan segala latar belakang, kelebihan dan juga kelemahan.
Seperti pepatah di atas, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”, mari mempersiapkan “nama baik” sebagai wujud panggilan kehidupan dalam setiap kata dan karya kita.
Perjuangan dan kosnistensi kita akan menjadi gambaran bagaimana kita menjaga nama baik kita.
Nama baik akan menjadi berkat bagi sesama, seperti kata Pengamsal, “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi orang fasik menjadi busuk.”
Bagaimana dengan diriku?
Apakah namaku dikenal Tuhan?