Puncta 18 September 2024
Rabu Biasa XXIV
Lukas 7: 31-35
SUATU hari Nasrudin dan anaknya pergi ke pasar hendak menjual kudanya. Mereka menggiring kudanya. Orang-orang yang melihat berkomentar; “Orang tua bodoh, kuda kok tidak ditunggangi.” Lalu Nasrudin naik ke punggung kudanya.
Sebentar kemudian, ada ibu-ibu berkomentar, “Bapak yang kejam, dia enak-enak, sementara anaknya disuruh jalan kaki menuntun kudanya.” Nasrudin turun dari kudanya dan menyuruh anaknya naik di punggung kuda.
Lalu ada lagi yang berkomentar; “Anak tidak sopan, orang tua kok malah disuruh jalan kaki.” Nasrudin kemudian naik ke punggung kuda di belakang anaknya.
Para pedagang hewan berkomentar, ”Orang-orang yang tidak punya rasa kasihan, kuda kecil dan kurus kok dinaiki dua orang. Pasti harganya jatuh murah.” Akhirnya Nasrudin dan anaknya turun menuntun kudanya kembali.
Pesan dari cerita di atas adalah orang banyak akan selalu berkomentar atas tindakan kita. Tidak mungkinlah kita bisa memenuhi keinginan semua orang. kita harus punya prinsip hidup yang kuat, tidak teromabng-ambing oleh komentar orang lain.
Yesus menilai orang-orang di zamannya tidak mampu menangkap makna kehadiran para utusan Allah. Ketika Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan orang-orang berkata: Ia kerasukan setan.
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan orang-orang berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Yesus menggambarkan mereka itu seperti anak-anak yang harus dituruti kemauannya. Apa yang diminta harus dilaksanakan. Yesus menggambarkan mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
Mari kita beriman secara dewasa, terbuka dan berani bertanggungjawab. Tidak seperti anak kecil yang suka merajuk, manja dan cengeng, tidak punya prinsip dan pendirian yang tegas.
Seperti air berada di atas daun talas,
Terombang ambing sperti tanpa alas.
Beriman dengan tangguh dan tegas,
Jadi murid Yesus jangan malas-malas.
Wonogiri, milikilah prinsip yang tegas
Rm. A. Joko Purwanto, Pr