SEMARANG (Sabtu, 16 Januari 2016). Biasanya, Natalan bersama dilaksanakan secara ekumenis antarumat Kristiani, namun tidak kali ini. Inilah uniknya Natalan bersama para karyawan-karyawati PT Marimas Putra Kencana di kawasan lingkungan industri Semarang. Natalan yang dirancang dan dilaksanakan oleh para karyawan-karyawati komunitas ini dibuat bercorak ekumenis dan interreligius, sebab diwarnai dengan kolaborasi Islami yakni dengan tampilnya Rebana Adz-Dzikro untuk mengiringi seluruh rangkaian lagu-lagu yang dinyanyikan. Bahkan, sebelum perayaan Natalan dimulai, Tim Rebana Adz-Dzikro sudah melantunkan tembang-tembang shalawat yang mereka kumandangkan secara merdu dan indah.
Natalan ini menjadi unik justru dalam kolaborasi sinergis secara musikal tersebut. Dan ternyata, sejumlah karyawan-karyawati yang beragama Islam pun dengan rela dan sukacita turut serta dalam Natalan bersama itu sebagai bagian dari keluarga komunitas tersebut. Suasana menjadi sangat indah dan rukun penuh keakraban saat mereka saya ajak untuk menyanyikan lagu dalam Yesus kita bersaudara. Suasana menjadi riuk ketika syair diganti menjadi “Dalam Yesus Cubit-Cubitan, Tendang-Tendangan, Tabok-Tabokan”. Suasana kembali akrab saat syair diganting menjadi “Dalam Yesus Pijet-Pijetan” dan mereka pun saling memijit punggung temannya. Bahkan, Inawati, yang merupakan jajaran manajer pun tidak sungkan-sungkan memijat bahu karyawannya dan sebaliknya. Suasana kembali hangat dan teduh saat kalimatnya diubah menjadi “Dalam Yesus Berjabat Tangan” dan mereka pun saling berjabatan tangan penuh kegembiraan.
Begitulah suasana Natalan Ekumenis dan Interreligius itu dibangun dengan bernyanyi, bergembira dan dengan semangat persaudaraan saling menyapa dan meneguhkan. Tampak semangat kekeluargaan itu kian akrab dan hanya tanpa pandang latar belakang apa pun, termasuk kebudayaan dan keagamaan. Mungkinkah yang seperti itu juga terjadi di tengah masyarakat yang semakin luas?***