HARI Kamis, 5 Januari, Komunitas Kantor Pelayanan Pastoral (KPP) dan Sekretariat-Ekonomat Keuskupan Agung Semarang mengadakan Perayaan Natal bersama di Ruang Yustinus, Gedung KPP-KAS, Jl. Imam Bonjol 172 Semarang. Acara yang diawali dengan Perayaan Ekaristi dihadiri oleh semua karyawan keuskupan yang berkarya di KPP-KAS dan Sekretariat-Ekonomat.
Hadir pula perwakilan dari komisi dan komunitas yang berkantor di KPP-KAS, seperti Komisi Keluarga-KAS, Komisi HAK-KAS, PK4AS, Komisi PSE-KAS bersama pengurus Yayasan Sosial Soegijapranata dan Panti Asuhan bersama beberapa anak-anak berkebutuhan khusus dari PA Cacat Ganda Bhakti Asih yang ada di bawah naungan PSE-KAS, staf redaksi Majalah Salam Damai mewakili Komisi KOMSOS-KAS, Wanita Katolik RI DPD Jawa Tengah, dan Komisi Kerasulan Mahasiswa Kevikepan Semarang.
Perayaan Ekaristi konselebrasi dengan selebran utama Rm. FX. Sukendar Wignyosumarto, Pr selaku Administrator Diosesan KAS didampingi selebran Rm. Ign. Triatmok MSF (Sekretaris KAS), Rm. Yeremias Balapito Duan MSF (Ketua KomKel-KAS), dan Rm. R. Sugihartanto Pr (Ketua PK4AS).
Dalam homilinya, Rm FX. Sukendar mengajak kepada semua yang berkarya di Sekretariat-Ekonomat dan KPP-KAS mampu menjadi pionir pembaharu dan membawa pengaruh baik dalam mewujudkan Peradaban Kasih.
Tiga pintu
Lebih lanjut Rm. Kendar menegaskan bahwa tiga pintu masuk menuju peradaban kasih yaitu sejahtera, bermartabat dan beriman janganlah hanya berhenti pada slogan saja namun diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Injil yang dibacakan (Yohanes 1:43-51). Hendaknya engkau percaya kepadaku tidak hanya dari kata-kata seperti ucapan Yesus kepada orang-orang sambil menunjuk Natanael. Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (bdk Yoh 1:47).
Romo Kendar menekankan, apa yang kita perbuat sebaiknya dipercaya dari tindakan kita, bukan hanya dari ucapan saja. “Layaknya kita harus jujur dan bekerja dengan sepenuh hati sehingga kita benar-benar menjadi manusia sejati dan tidak ada kepalsuan dalam diri kita baik kita sebagai Karyawan KAS, Karyawan KPP Imam Bonjol, Karyawan Komisi, Para Imam, Bruder dan Suster,” imbuh Romo Kendar.
Mengkritisi perkembangan berita yang beredar saat ini, Romo yang hobi menyanyi ini mengingatkan bahwa kondisi dunia yang semakin jenuh dan muak di mana berita yang baik susah dibedakan dan dipilah di antara berita kabar bohong (hoax), maka dengan predikat sebagai karyawan sangat diharapkan beriman dimulai saat ini, apa pun iman dan agama kita, sehingga peradaban kasih akan dapat dibentuk dan dibawa sampai Jubileum Teragung tahun 2035 nanti.
Empat pilar
Untuk menjadi Katolik sejati ada empat hal yang perlu dibangun secara bersama-sama, berdasarkan gagasan Paus Yohanes Paulus II dan disarikan kembali oleh Paus Benedictus dalam buku YouCat.
Layaknya sebuah mobil yang mempunyai 4 roda yaitu:
- Lex credendi yakni Iman yang dirumuskan dan dinyatakan.
- Lex celebrandi yakni iman yang dirayakan.
- Lex orandi yakni iman yang didoakan berulang.
- Lex vivendi yakni iman yang dihidupi.
Sebagai ilustrasi, jika seorang aktivis Katolik namun tidak pernah aktif di gereja maka belum bisa dikatakan sebagai Katolik. Demikian juga, jika ada aktivis LSM Katolik yang aktif berjuang di mana-mana tetapi melupakan kewajibannya untuk berdoa atau mengikuti Ekaristi, maka belum bisa dikatakan Katolik. Karena apa yang dilakukan akan mengalami ketimpangan atau kurang seimbang dalam penghayatan iman.
Setelah memiliki kesadaran dalam menghayati iman, Romo yang pernah menjabat sebagai Vikep Semarang ini lebih jauh mengutip dari buku DoCat tentang bagaimana merefleksikan ungkapan iman dalam perbuatan:
- Apakah saya mempersatukan atau memecahbelah?
- Apakah saya menerima ide/pendapat orang lain atau menyingkirkan?
- Apakah di masyarakat kita memberi atau menghisap?
- Apakah saya membaur atau membuat sekat pada masyarakat?
- Apakah saya memberi motivasi untuk bertambah pintar atau melakukan pembodohan?
Salah satu keinginan Romo Kendar yang saat ini menjabat sebagai Administrator Diosesan KAS adalah disisihkannya satu hari dalam tiap bulan dengan diadakan pembelajaran bersama antara Kantor Sekretariat-Ekonomat dan Kantor Pelayanan Pastoral.
Dimotori oleh Kepala Kantor masing-masing yaitu Rm. Ign. Triatmoko, MSF dan Rm. Alexius Dwi Aryanto Pr. diharapkan dapat belajar bersama tentang apa pun yang menyangkut pengetahuan dan sesuatu yang baru (termasuk katekismus), tujuannya saat ada orang yang datang atau menanyakan tentang berbagai informasi dan membutuhkan pelayanan dapat terlayani dengan baik.
Acara dilanjutkan dengan ungkapan syukur sederhana dan ramah tamah yang dimeriahkan oleh kehadiran Opa Santa Claus yang membagi-bagikan hadiah kepada yang hadir.
** Laporan berita ini dikerjakan bersama oleh Stefan Danies – karyawan Sekretariat-Ekonomat KAS dan Yuliana R. Wulandari – sekretaris PK4AS.