Nobody’s Child

0
1,167 views
Ilustrasi: Doa Rosario oleh penghuni Panti Asuhan Bunda Serayu di Banyumas.

Puncta 05.09.21
Minggu Biasa XXIII
Markus 7; 31-37

As I was slowly passing by an orphan’s home one day,
I thought I’d stop a little while just to watch the children play.
Alone, a boy was standing, and when I asked him why,
He turned with eyes that could not see and this was his reply.

I’m nobody’s child, nobody’s child.
I’m like a flower, just growing wild.
No mommy’s kisses and no daddy’s smiles,
Nobody wants me, I’m nobody’s child.

LAGU lawas yang dinyanyikan Karen Young ini sungguh menyentuh. Ia bercerita tentang anak yatim piatu yang buta di sebuah panti asuhan.

Banyak orang datang ingin mengadopsi anak. Tetapi melihat anak kecil buta ini, mereka mengurungkan niatnya.

Anak ini sangat kesepian, karena dijauhi dan ditolak banyak orang. Ia merindukan pelukan seorang ibu dan senyuman seorang ayah.

Namun tiada seorang pun yang memberikannya.

Bahkan ia ingin mati saja agar di surga. Nanti orang buta bisa melihat dan semua orang akan bahagia karena dikasihi.

Sedikit beda kisah di dalam lagu.

Dalam Injil dikisahkan seorang yang sakit tuli dan gagap. Walau dapat melihat, apalah artinya kalau tidak dapat mendengar dan berkata-kata.

Dunia seolah sunyi dan hampa. Panca indera adalah bagian penting dalam diri manusia. Jika salah satu indera sakit, kita alami kesulitan.

Pada masa pandemi ini kalau indera penciuman-perasa tidak berfungsi kita sudah harus waspada.

Yesus menyembuhkan orang itu dengan berkata, “Effata”. Terbukalah. Ia dapat mendengar dan berkata-kata.

Maka hebohlah orang sekampung. Saking gembiranya, mereka tidak mengindahkan kata-kata Yesus untuk tidak menceritakan peristiwa itu kepada semua orang.

Kita bisa membayangkan bagaimana seorang ibu atau ayah, ketika mendengar anak bayinya mulai bisa berkata, “mamaaaa….”

Mereka pasti sangat bahagia dan bersukacita dan mengabarkannya ke semua orang.

Demikian pula, Yesus datang membawa kabar sukacita. “Ia menjadikan segala-galanya baik. Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.”

Apakah anda tidak bersyukur Tuhan menjadikan anda baik-baik adanya. Tuhan memberi telinga yang baik, mulut yang baik, mata yang normal bisa melihat keindahan?

Apakah anda tidak melihat ini adalah kebaikan dan mukjijat Tuhan?

Marilah kebaikan Tuhan itu kita ceritakan kepada setiap orang sehingga makin banyak orang bersukacita karena dikasihi oleh Tuhan.

Kita ini bukan nobody’s child, tetapi kita adalah the special one for God.

Gembira adalah obat hadapi pandemi.
Agar imun kuat dan terus bertahan.
Betapa bahagianya kita dikasihi.
Kita pantas selalu bersyukur kepada Tuhan.

Cawas, jangan lupa bersyukur….
Rm. Alex. J. Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here