Nostalgia Pernah Kuliah di Yogya, Sukses Mendaki Gunung Sindoro

0
291 views
Ilustrasi: Pengalaman naik puncak Gunung Sindoro -- Dok Amon Stefanus

MENGAPA orang suka mendaki gunung? Bukankah mendaki gunung itu melelahkan? Apa yang menarik dari mendaki gunung?

Bagiku, perjalanan mendaki gunung itu merupakan sebuah pengalaman yang memiliki makna tersendiri. Setelah perjalanan yang melelahkan dan sampai di puncak gunung, aku mendapatkan sebuah kebahagiaan.

Karena ternyata berada di puncak gunung itu begitu menakjubkan. Ketika berada di sana, kita menyaksikan pemandangan yang indah dan mempesona.

Tulisan berikut adalah sekelumit pengalaman ketika mendaki Gunung Sindoro di kawasan Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah. Apalagi pengalaman ini pernah dimuat di dalam buku Nostalgia dari Jogja. 

Pengalaman ini terjadi ketika masa-masa menuntut ilmu di Kota Pelajar, Yogyakarta. Karena mendaki gunung itu sebuah perjuangan penuh tantangan, maka pengalaman ini saya kisahkan lagi tepat di hari Kemerdekaan RI ke-75.

Selamat membaca. Merdeka.

Indahnya pemandangan dari puncak gunung

Gunung Sindoro merupakan salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah,  di samping gunung-gunung lainnya seperti Gunung Merbabu, Lawu, Sumbing, dan Merapi. Gunung-gunung tersebut menjadi ajang bagi kaum muda untuk membuktikan ketangkasan dan keperkasaannya.

Ada kebanggan bila mampu menaklukan gunung-gunung tersebut.

Untuk mengisi liburan semester III tahun 1990, maka aku ikut teman-teman dari Asrama Realino serta bruder pimpinan mendaki Gunung Sindoro di Kertek, Wonosobo.

Untuk mengisi liburan semester III tahun 1990, maka aku ikut teman-teman dari Asrama Realino serta bruder pimpinan mendaki Gunung Sindoro di perbatasan Kertek wilayah Kabupaten Wonosobo dan Parakan wilayah Kabupaten. temanggung.

Kami mendaki dari arah Kledung atau Kledung Pass.

Pendakian dimulai mendaki pukul 23.00. Karena cuaca dingin menusuk tulang maka, kami masing-masing memakai jaket tebal, celana panjang berlapis, kaos kaki tebal, dan tutup kepala.

Semalam-malaman, kami mendaki tanpa berhenti. Walaupun tidak tidur, tapi tidak ada satu pun teman seperjalanan yang mengeluh dan kelelahan. Semua bersemangat. Menjelang pagi hampir sampai di puncak.

Kami berhenti beberapa saat untuk menikmati matahari terbit (sunrise).

Ketika tiba di puncak Gunung Sindoro jarum jam menunjukkan pukul 07.00. Puncak Sindoro begitu mengagumkan. Dari puncak Sindoro  dapat disaksikan beberapa gunung tinggi lainnya seperti gunung Sumbing, Merapi, Merbabu dan Lawu. 

Buku Nostalgia dari Jogja

Naik enam jam, turun hanya dua jam

Di puncak, kami sempat memasak mie instan dan merayakan ulang tahun seorang teman. Kami juga sempat berfoto bersama di sana.

Setelah memetik bunga edelweiss, sekitar pukul 08.00 kami pun meninggalkan puncak Gunun Sindoro. Kebetulan juga puncak Sindoro mulai diselimuti kabut. Ketika turun semua seperti orang berlari.

Bila ketika mendaki memerlukan waktu sekitar 6 jam, ketika turun kami hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam. Karena masih menunggu teman-teman lain, maka sekitar pukul 12.00 baru kami pulang menuju Yogya.

Sampai di asrama aku tidur pulas hingga pukul 19.00.

Itulah pengalaman pertamaku mendaki gunung di Jawa. Setelah itu, berkali-kali teman mengajakku mendaki gunung-gunung yang lain, namun tidak pernah terwujud. Selama berada di Jogja aku hanya pernah berkemah di lereng Merapi dan Merbabu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here