Home BERITA Nuncio Berkati Gereja Katedral St. Maria Palembang: Dengan Hati ke Titik Ilahi

Nuncio Berkati Gereja Katedral St. Maria Palembang: Dengan Hati ke Titik Ilahi

0
727 views
Ilustrasi: Bangunan baru Gereja Katedral Santa Maria Palembang. (Sr. Fransiska Agustine FGSM)

GEREJA Katedral Santa Maria Palembang yang baru telah selesai dibangun dan diresmikan 25 Maret 2023. Hari berahmat ini bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita, satu pekan menjelang Pekan Suci 2023.

Selain itu, Bapa Uskup Emeritus Mgr. Aloysius Sudarso SCJ genap 30 tahun menjadi uskup.

Momen berahmat ini merupakan bukti kasih Allah. Ia bekerja dan terus menyertai Gereja-Nya di Sumatera bagian Selatan ini. Gereja Katedral Santa Maria ini akan menjadi gereja katedral yang paling indah di Regio Gerejawi Sumatera.

Hadir Duta Besar Vatikan Mgr. Piero Pippo dan Sekretaris Nuntius Pastor Michael Pawlowics. Dan beberapa uskup di antaranya: Mgr. Anton Bunyamin OSC, Mgr. Paskalis B. Syukur, Mgr. Petrus Turang, Mgr. Paulinus Yan Ola MSF, Mgr. Petrus C. Mandagi MSC, Mgr. Sunarko OFM, Mgr. Henrikus Pidyarto Gunawan O Carm, Mgr. Silvester Tung Kim San, Uskup terpilih Keuskupan Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo dan Uskup Paramaribo Suriname Mgr. Karel Choennie.  

Nuncio Mgr. Piero Pioppo memberkati bangunan baru Gereja Katedral Santa Maria Palembang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)
Dubes memberkati pintu masuk utama Gereja Katedral St. Maria Palembang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Tak hanya tampil megah

Gereja Katedral yang baru diberkati ini tidak hanya tampil berbodi megah. Lebih dari itu. Ada nilai tertinggi yang akan digapai oleh seluruh umat Katolik; khususnya umat di Keuskupan Agung Palembang ini.

Bila kita lihat dari bentuk menaranya menjulang ke langit, ini adalah simbol kerinduan seluruh umat untuk menjangkau Yang Ilahi. Berjumpa dan tinggal bersama Dia, Sang Penyelenggara segalanya.  

Katedral ini adalah monumen, tempat umat memuliakan Allah dan memaklumkan keagungan-Nya. Selain itu, gereja katedral ini mengundang kita untuk menikmati keindahan seni religi yang terungkap dalam lukisan, kaca patri dan relief.

Ornamen-ornamen dan perlambang tersirat dalam bentukan arsitekturnya.

Di dalam gereja katedral ini ada takhta atau kursi uskup yang ditempatkan mencolok di sekitar altar. Kursi itu simbol dari kekuasaan dan wewenang yang darinya uskup menyampaikan pengajaran iman.

Juga simbol utama dari otoritas uskup sebagai guru dan penerus para rasul yang memimpin Gereja Kristus.   

Ornamen di bagian atas menara Gereja Katedral Santa Maria Palembang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)
Ornamen di dalam bagian dalam gereja berupa lukisan kaca patri menghiasi Gereja Katedral Santa Maria Palembang. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Tangan-tangan kasih

Proses pembangunan Gereja Katedral Santa Maria banyak melibatkan tangan-tangan kasih yang tulus. Peduli. Murah hati. Sehingga proses pembangunan yang memakan rentang waktu lima tahun ini selesai dan diberkati oleh Duta Besar Vatikan.

Peletakkan batu pertama oleh Bapa Uskup Mgr. Aloysius Sudarso SCJ tanggal 16 Februari 2017.

Tantangan datang silih berganti terutama ‘badai’ pandemi Covid-19 yang terus bercokol hampir tiga tahun lamanya. Mencemaskan.

Namun situasi itu tidak menyurutkan semangat panitia pembangunan. Mereka terus saja membangun dan membangun karena hati mereka terbakar cinta Tuhan.  

Tak dapat dipertahankan

Uskup Emeritus Mgr. Aloysius Sudarso SCJ meminta maaf karena tidak bisa mempertahankan gedung katedral yang lama. Ini disebabkan karena gedung katedral yang lama terlalu kecil untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan pelayanan yang lebih besar sebagai katedral.

Ia menyadari bahwa gedung katedral yang lama, banyak menyimpan memori indah. Segudang pengalaman rohani terukir di sana lewat berbagai kebaktian dan penerimaan sakramen.

Namun, Uskup Sudarso melihat kebutuhan yang lebih besar. Meski demikian, katedral lama masih hadir terintegrasi pada gedung katedral baru.

Seperti misalnya, jendela-jendela kecil berkaca, kaca patri berwarna indah di belakang altar, dan pintu utama yang bahannya berasal dari gereja lama.

Duta Vatikan mengenakan pallium kepada Uskup Harun Yuwono. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Uskup Darso, panggilan akrabnya, bercerita bahwa ia pernah menyampaikan kepada salah seorang Duta Vatikan yang datang kepadanya untuk menyerahkan pallium di katedral lama yang kecil mungil.

Pada saat itu gereja-gereja paroki sedang berangsur dibangun menjadi gereja yang bagus dan memadai.

Syukur bahwa paroki-paroki semakin mandiri ketika uskup mengatakan bahwa katedral kita ini kecil tapi indah.

Lalu uskup memberi contoh seperti seorang ibu yang kecil tetapi anaknya besar-besar dan tampan, maka uskup terlebih dahulu mendukung gereja-gereja paroki dibangun untuk semakin indah dan besar.

Mendengar penjelasan itu, Duta Besar Vatikan langsung menanggapinya, memang katedral ini mungil dan indah. Tetapi masih terlalu kecil.  

Sejuta harapan

Sejuta harapan ingin digapai usai pentahbisan Gereja Katedral Santa Maria Palembang ini.

Mgr. Al. Sudarso SCJ berharap keindahan gedung ini mendorong seluruh umat semakin memancarkan indahnya iman Gereja yang didirikan di atas iman para rasul yaitu iman akan Yesus yang bangkit.

Selain itu, semoga Paroki Katedral Santa Maria ini menampilkan keindahan-keindahan dalam berliturgi dan berkatakese di tengah perubahan zaman.

Selain itu juga mencintai budaya dan perbedaan, dalam mempersiapkan iman umat yang tangguh serta berbela rasa kepada yang lemah dan tersingkirkan.  

Senada harapan Uskup Keuskupan Agung Palembang Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Ia berharap, semoga kita semua semakin didorong untuk terus bersyukur atas penyelenggaraan Ilahi dan semoga syukur kita berkenan kepada Allah. 

Pada peristiwa pemberkatan katedral ini, Duta Vatikan Mgr. Piero Pioppo berkenan mengenakan pallium kepada Uskup Agung Mgr. Yohanes Harun Yuwono. Pallium adalah tanda kegembalaan yang diberikan kepada seorang uskup agung. 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here