Nyala Api Cinta

0
0 views
Aku harapkan api itu menyala, by Vatican News

DALAM dua hari terakhir, Tuhan Yesus berbicara tentang perlunya siap-sedia dan berjaga-jaga. Itulah yang diperlukan untuk menyambut dan melayani Tuhan. Hari ini, Yesus berbicara tentang api yang dilemparkan-Nya ke bumi (Lukas 12:49). Apa maksudnya dan bagaimana hubungannya dengan sabda-Nya dalam dua perikop sebelumnya (Lukas 12:35-38 dan Lukas 12:39-48)?

Api itu mempunyai daya kekuatan yang dahsyat. Untuk memurnikan emas, orang melemparkannya ke dalam api. Api juga memakan. Ketika ada kebakaran rumah, orang berkata bahwa api itu memakan seluruh bangunan. Setelah memakan, api meninggalkan sisa-sisa berupa abu.

Santo Yohanes dari Salib menggambarkan api sebagai daya pemurni dari Tuhan yang membuat kayu yang basah bisa menyatu dengan api. Itu terjadi setelah api itu membakar kayu beserta air dan semua unsur dalam kayu itu.

Jiwa manusia itu bagaikan kayu basah oleh air dosa dan mesti dimurnikan dengan api kasih dari Tuhan. Itulah api yang Tuhan Yesus lemparkan ke bumi. Dia menghendaki agar api itu menyala. “Betapa Aku mendambakan agar api itu selalu menyala.” (Lukas 12:49).

Yesus mengharapkan bahwa mereka yang telah bersatu dengan-Nya lewat pembaptisan memurnikan hatinya dengan api kasih-Nya. Bagaimana hal itu tampak? Pertama, mereka menjadi serupa dengan diri-Nya (Galatia 2:20-21). Kedua, mereka tinggal dalam Yesus dan Yesus dalam dirinya (Yohanes 15:4-8). Ketiga, hidup mereka menyala oleh cinta Yesus dalam mewartakan dan menghayati ajaran serta teladan-Nya.

Berapa banyak dari para pengikut-Nya yang senantiasa memurnikan hatinya? Berapa yang bernyala-nyala mewartakan dan menghayati Injil? Bukankah sebagian orang puas dengan hidup kristiani yang begitu-begitu saja (Wahyu 3:15-16)? Mereka berdoa, pergi ke misa hari Minggu, dan berusaha menjadi orang baik.

Itu semua baik, tetapi tidak cukup. Yesus menghendaki agar hidup mereka dibakar oleh api kasih-Nya, dimurnikan dari dosa dan sikap egois serta rasa puas dirinya. Setelah itu mereka dapat menyatu dengan-Nya dan siap memancarkan cahaya kasih-Nya lewat hidupnya sehari-hari.

Di sinilah kita melihat kaitannya dengan ajaran Yesus tentang siap-sedia dan berjaga-jaga. Apakah kita siap untuk dibakar dan dimurnikan dengan api kasih Yesus? Apakah kita selalu berjaga-jaga untuk melaksanakan kehendak-Nya? Tuhan ingin mengubah kita dari kayu basah menjadi nyala api cinta.

Kamis, 24 Oktober 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here