DI tengah carut-marut kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang rentan diterpa isu-isu intoleran, pertikaian, maraknya penyebaran hoax, ujaran kebencian, dll, maka pesan Natal “Yesus Kristus ,Hikmat Bagi Kita” membawa angin segar bagi seluruh umat manusia.
Seruan damai bagi seluruh dunia terus berkumandang mewarnai pesta Natal, hari kelahiran Sang Juru Selamat ke dunia. “Pesan Natal hendaknya sampai ke segala penjuru dunia, menembus hati setiap manusia, sehingga siapapun layak mengalami sukacita Natal,”ungkap Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus dalam homili misa Malam Natal di Gereja St. Yosef Katedral Pontianak, 24 Desember 2018 yang lalu.
Setelah menyambangi Lapas Anak-anak kelas II B, bersama rombongannya yang terdiri sejumlah rohaniwan dan rohaniwati, Komunitas Ordo Dominikan Awam, dan tokoh umat Katolik Kota Katulistiwa, Mgr. Agus lalu melanjutkan kunjungan pastoralnya untuk para narapidana.
Kali ini, rombongan Uskup Agung merayakan Natal bersama para narapidana di Rutan (Rumah Tahanan) Serdam, Kota Pontianak.
Menurut Uskup, inti pesan Natal adalah Allah telah berkenan mengutus PuteraNya ke dunia dalam rupa bayi kecil, lemah dan tak berdaya, namun demikian Ia telah menjadi hikmat bagi dunia. Ia menunjukkan hikmatNya melalui pewartaan, belas kasih, dan pengampunan tanpa batas.
“Kesatuan iman dengan Tuhan, tidak melihat d imana dan siapa kita. Tetapi yang dilihat adalah seberapa besar hati kita percaya dengan Tuhan,” ungkap Mgr. Agus.
Mendukung dengan mendoakan
Uskup kelahiran Lintang di Sanggau Kapuas ini juga mengajak semua orang untuk saling mendoakan satu sama lain.
“Sebab, manusia itu pada dasarnya tidak luput dari yang namanya kesalahan, termasuk juga saya,” ujar Uskup.
Siang itu, acara kunjungan Natal bersama di Rutan dimulai pada pukul 14.00- 16.45 WIB. Natal bersama para narapidana ini dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr.
Dalam homilinya, Uskup mengajak seluruh umat yang hadir dan khususnya para penghuni rutan untuk menjadi pribadi yang lahir kembali menjadi baru.
“Jangan menyangkal diri. Artinya, bahwa pribadi yang mampu menerima diri apa adanya itu merupakan langkah perubahan yang nyata. Oleh karena itu, yang paling penting adalah Anda harus memiliki rasa syukur kepada Tuhan setiap waktu,” ujar Uskup.
Setelah berkat penutup cara kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama. Sementara menikmati nasi bungkus yang dibagikan, seluruh umat dan penghuni Rutan menyaksikan persembahan tembang andalan Uskup Agus yakni Doleng Donado.
Uskup Agung Main Gitar di Lapas Anak Kelas 2B Adisutjipto Pontianak (1)
Uskup mengatakan bahwa bernyanyi mampu membuat orang jatuh cinta, bernyanyi mampu membuat orang mengeluarkan air mata, bernyanyi mampu membuat orang lain untuk menolong, dan dengan bernyanyi mampu mengurangi penderitaan orang lain.
Oleh karena itu setiap kunjungannya ke kampung-kampung, Mgr. Agus selalu berusaha dekat dengan umat dengan mengajak mereka bernyanyi.
Ungkapan tersebut juga pernah diungkapkannya ketika ia didapuk sebagai narasumber dalam seminar Lembaga Pembinaan dan Pengembanggan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), 31 Oktober 2018 yang lalu dengan tajuk “Dari Maluku untuk Indonesia, Kita Rawat NKRI yang Damai Berkeadilan melalui Budaya Menyanyi.”
Salah satu penghuni Rutan dengan inisial LA mengaku terharu melihat sekaligus bisa merasakan secara langsung sentuhan kasih Gembala Gereja Katolik Keuskupan Agung Pontianak melalui teladan Mgr. Agustinus Agus.
“Saya bangga dan terharu karena boleh berjabat tangan dan bertatap muka secara langsung bahkan berbicara dan bernyanyi bersama dengan Uskup. Semoga dengan adanya kunjungan ini hidup rohani serta iman kami akan Yesus semakin berkembang dan teguh,“ ungkapnya.
Di penghubung acara, Uskup Agus memberikan tanda kasih berupa bingkisan Natal kepada para penghuni Rutan. Kemudian ia mengajak semua umat untuk foto bersama sebagai kenang-kenangan kunjungannya.