Bacaan 1: 1Yoh 3:11-21
Injil: Yoh 1:43-51
Beberapa tahun lalu, seorang artis terkenal Korea Choi Jin-ri atau yang kerap disapa Sulli ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Seongnam, Seol, Senin (14/10/2019). Terakhir ia bergabung dengan girlband f(x) pada 2009.
Semenjak keluar dari girlband tersebut ia menerima banyak nyinyiran atau perundungan dari para netizen.
Perundungan yang terjadi di media sosial dapat menyebabkan masalah mental hingga kematian terhadap seseorang. Ia akan merasa malu berkepanjangan karena seolah merasa semua mata memandangnya.
Sehingga, tidak sedikit korban perundungan yang sudah lelah dengan kondisi depresi yang dialami berakhir dengan bunuh diri, contohnya Sulli.
Dalam suratnya kepada jemaat di Asia Kecil (Turki saat ini), Santo Yohanes Penginjil mengingatkan agar mereka terus hidup saling mengasihi satu sama lain. Sebab, dengan sebuah sikap kebencian maka itu sudah mampu untuk membuat seseorang jadi pembunuh dan itu adalah dosa.
Kadang, membunuh tidak memerlukan pedang atau senjata lainnya. Namun cukup dengan sikap atau kata-kata.
“Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”
Lebih jauh Santo Yohanes menasihati agar mengasihi bukan hanya dengan kata-kata namun ditindaklanjuti dengan perbuatan.
“Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”
Saat diberitahu Filipus bahwa ia telah bertemu dengan Mesias yang berasal dari Nazareth, maka sikap yang pertama kali ditunjukkan Natanael adalah ‘nyinyir’.
“Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”
Nada ucapan Natanael menunjukkan adanya keraguan dan tanda keberatannya terhadap pernyataan Filipus bahwa Yesus adalah Mesias.
Yesus pun tahu bahwa Natanael meragukan-Nya, dan Ia pun membalasnya dengan kasih pujian kepadanya.
“Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Pesan hari ini
Bijak dalam bersosial media karena tulisanmu mampu membunuh orang lain. Saat mengalami perundungan balaslah dengan sikap kasih, seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus kepada Natanael.
Kasih jangan berhenti pada kata-kata namun lanjut dengan perbuatan.
“Saat kamu meragukan-Nya, Tuhan tetap percaya padamu dan tidak pernah menyerah padamu.”