Ojigi, Tanda Hormat dan Terimakasih

0
427 views
Ilustrasi - Cara orang Jepang menghormati orang dengan membungkukan badan (Inside Japan Tours)

Puncta 10.11.21
PW. St. Leo Agung
Lukas 17: 11-19

TRADISI Ojigi (membungkukkan badan) masih dilakukan orang Jepang sampai sekarang. Bahkan sejak anak-anak, mereka sudah dibiasakan melakukan ojigi untuk menghormati dan berterimakasih kepada orang lain.

Kita sering melihat orang muda melakukan ojigi saat berbicara dengan orang tua. Bahkan anak-anak kecil setelah menyeberang jalan, berbalik melakukan ojigi untuk pengendara mobil yang berhenti.

Ojigi nampak dilakukan di manapun dan pada saat kapan pun sebagai wujud hormat dan terimakasih kepada sesama.

Ojigi adalah tanda kesopanan, berterimakasih, dan meminta maaf. Ojigi menjadi tradisi yang selalu dan terus menerus diajarkan mulai dari anak-anak, kaum dewasa bahkan orang tua juga melakukan.

Ojigi mengajarkan kita untuk berlaku hormat, sopan dan berterimakasih kepada orang dan lingkungan sekitarnya.

Dalam Injil, Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta. Mereka diminta memperlihatkan diri kepada imam.

Dalam perjalanan, mereka sembuh. Salah satu diantaranya berbalik dan mengucap syukur kepada Allah dan tersungkur di depan Yesus.

Ia mengucapkan terimakasih atas penyembuhannya. Hanya satu dari sepuluh yang kembali. Dan yang satu ini adalah orang Samaria.

Salah satu sifat manusia adalah mudah lupa. Lupa untuk berterimakasih kalau sudah diberi sesuatu. Orang kalau sudah gembira sering lupa bersyukur dan berterimakasih.

Orang Samaria yang dianggap kafir ini justru memberi teladan kepada kita untuk bersyukur dan berterimakasih.

Kita sering menghakimi orang lain. Kita sering menjelek-jelekkan orang lain. Ternyata di dalam diri mereka ada kebaikan dan ketulusan hati.

Seperti orang Samaria ini, bangsa mereka dituduh sebagai najis, tidak suci, kafir. Tetapi justru mereka yang kembali kepada Yesus dan memuliakan Allah.

Budaya terimakasih, minta tolong dan maaf sangat baik diajarkan kepada anak-anak sejak dini, agar kita belajar menghargai, menghormati dan merendahkan diri di hadapan orang lain.

Kalau kita bisa menghargai sesama, pasti kita juga bisa menghargai dan berterimakasih kepada Tuhan.

Dari bacaan Injil tadi, kita diinggatkan untuk selalu berterimakasih kalau sudah diberi, ditolong dan dibantu.

Banyak orang sering lupa berterimakasih kalau sudah sukses, senang dan gembira. Hanya sedikit yang mengucap syukur dan berterimakasih.

Apakah anda sudah berterimakasih dan bersyukur atas hari ini?

Musim hujan tumbuh subur bunga melati.
Di taman juga hidup bunga-bunga selasih.
Tuhan itu sungguh baik dan mengasihi.
Sepantasnya kita bersyukur dan berterimakasih.

Cawas, selalu berterimakasih….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here