PADA hari Sabtu 11 Februari 2017 yang lalu telah dilangsungkan doa Taizé untuk merayakan Hari Kasih Sayang (Valentine’s Day) di Pondok Kristopel, Jambi.
Perayaan yang secara khusus ditujukan untuk orang muda Katolik ini bertajuk Wonderful Love. Lewat judul ini, orang muda diajak untuk melihat keagungan kasih sayang Yesus. Menyadari bahwa sering kali kasih dipahami secara dangkal sebatas relasi lawan jenis maka pada perayaan yang dikemas dalam bentuk doa Taizé ini orang muda tahap demi tahap dibawa masuk ke dalam misteri kasih Allah.
“Kegiatan ini sudah direncanakan sejak bulan November tahun lalu,” kata Andre Ujan, koordinator kegiatan.
“Kami melibatkan banyak kelompok orang muda lo,” lanjutnya.
Gagasan doa Taize untuk Hari Kasih Sayang ini sebenarnya lahir dari kelompok doa Taizé pengiring adorasi malam Jumat pertama di Paroki St. Theresia-Jambi yang didalangi oleh Pak Langgeng. Pak Langgeng merindukan semakin banyak umat mengenal model doa Taizé.
Akhirnya, kelompok ini berkolaborasi dengan siswa-i School of Loresa (SoL) merancang doa Taizé untuk perayaan Hari Kasih Sayang.
250-an partisipan
Orang muda yang hadir mencapai 250-an orang. Ini belum terhitung dengan panitia. Mereka diminta hadir dengan mengenakan pakaian berwarna putih untuk mengungkapkan kesucian cinta yang ada dalam diri setiap orang. Pada pukul 17.15, ruangan aula Pondok Kristopel telah dipenuhi oleh orang muda dari aneka tempat.
Datang pula OMK dari stasi yang jarak tempuhnya sekitar tiga jam. Mereka begitu antusias untuk bersama rekan muda lainnya merayakan Hari Kasih Sayang. Arnisah salah satu pendamping OMK dari stasi Simpang Rambutan mengatakan, “Kami berangkat dari pukul 14.00 supaya tidak terlambat.”
Ia mengungkapkan kesannya, “Doa Taizé ini menarik sekali. Apalagi ini pengalaman pertama saya mengalami doa dengan lagu-lagu. Sempat sih waktu doa konsentrasinya buyar.”
Peserta pada bagian awal diajak untuk bersharing dalam kelompok tentang pengalaman dikasihi. Sharing kelompok ini sekaligus menjadi sarana berkenalan dengan rekan muda lainnya. Setelah doa Malaikat Tuhan pukul 18.00, doa Taizé baru dimulai.
Suasana hening dan iringan musik di bawah pimpinan Yoan Karismawati membantu para peserta untuk khusuk. Iringan musik dan lantunan koor ditambah dengan dekorasi aula membuat suasana sore itu khidmat.
Erni Sipayung salah satu panitia bagian dekor mengungkapkan, “Kami berusaha mendekor ruangan agar teman-teman bisa berdoa.”
Ia cukup puas karena OMK yang datang terlihat bisa terbantu dalam doa dengan dekorasinya.
Tiga guci
Pada bagian doa umat, semua yang hadir mempersembahkan doa-doa mereka dalam secarik kertas yang dibakar pada tiga macam guci. Guci pertama diperuntukan bagi orang tua dan keluarga. Guci kedua diperuntukkan untuk diri sendiri. Dan guci ketiga diperuntukkan untuk pacar dan kekasihnya.
Selesai doa taize, acara dilangsungkan dengan beberapa tampilan dari OMK. Mereka mempersembahkan akustikan dan tari daerah Bona Jeges. Seperti biasa kesempatan pertemuan ini menjadi saat untuk berbagi kasih dan kerinduan sebagai satu keluarga dalam Kristus. Mereka saling foto dan mengucap selamat Hari Kasih Sayang.