SIDAREJA, SESAWI.net – Hampir di semua gereja, setiap Natal selalu dihiasi dengan gua dan pohon natal (pohon cahaya). Kreativitas tiap gereja pun cukup bervariatif. Ada yang menggunakan pohon asli, ada juga yang menggunakan pohon plastik atau bahan imitasi. Ada pula yang memanfaatkan ranting-ranting pohon yang sudah kering. Semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga perayaan natal bakal terasa lebih semarak, indah dan agung!
Paroki Santo Yoseph Sidareja, Jawa Tengah pada natal kali ini juga membuat dekorasi yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Jika sebelumnya pohon natal yang biasa dipajang dalam Gereja menggunakan pohon asli (pohon pinus yang “meminta” atau membeli ke Perhutani), tahun ini pohon natal yang dipajang berupa pohon “terang” yang terbuat dari kumpulan botol-botol bekas minuman plastik (aqua, dll). Bahan-bahan ini didapat dengan cara membeli dari pemulung-pemulung jalanan.
Semua kegiatan dilaksanakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Sidareja. Mereka berpikir, selain berorientasi pada “save green forest”, sekaligus sebagai wujud nyata aksi gereja peduli, membantu saudari-saudara yang miskin, yaitu para pemulung jalanan dengan membeli bekas-bekas botol dari mereka.
Dalam waktu kurang dari 1 bulan, terkumpul 5 karung botol bekas yang diletakkan di halaman samping Gereja. Setiap minggu, para anggota OMK paroki ini 2 hari sekali datang ke Gereja untuk membersihkan botol-botol plastik bekas dan mengolahnya dengan menggunting, memotong-motong dan membentuknya menjadi pohon natal atau pohon terang.
Meski panitia natal paroki telah menganggarkan dana untuk tim kerja dekorasi natal, namun para OMK tidak menggunakan dana tersebut dalam pembuatan pohon natal. Mereka justru berusaha mencari sendiri sebagai wujud partisipasi sekaligus kepedulian terhadap gereja parokinya. Sebuah semangat dan usaha yang patut dihargai dan didukung, gerakan nyata para OMK yang merasa memiliki gereja.
Sungguh terang
Kini, Hari Raya Natal tinggal beberapa hari lagi. Pohon terang hasil kreativitas OMK-pun sudah berdiri dan tampil menawan. Betul-betul sebuah “pohon terang” sebab jika lampu gereja dipadamkan dalam setiap perayaan malam natal, ada bagian liturgi di mana suasana dalam gereja sebaiknya agak gelap, pohon “terang” yang terbuat dari botol-botol plastik bekas tersebut justru tampak begitu terang dan bercahaya indah. Inilah hasil kreativitas anak-anak muda/ Orang Muda Katolik St. Yoseph Sidareja yang ingin menjaga kelestarian dan penghijauan hutan sembari membantu para pemulung jalanan beroleh nafkah dgn membeli botol-botol bekas dari mereka.
Selain pohon “cahaya/terang/natal” hasil kreativitas OMK, ruang panti imam gereja juga dibuat agak lain dari biasanya. Meja altar dan mimbar, tempat dibacakannya kitab suci saat perayaan ekaristi, kini dibuat seperti “batu”. Jadi, meja meja Altar dibungkus dengan bekas kantong semen dan dibentuk seolah-olah batu.
Ini mengajak umat untuk kembali mengingat pada batu yang digunakan Bapa Abraham leluhur kita ketika hendak mengurbankan anaknya, Ishak kepada YHWH (dalam Kitab Suci Perjanjian Lama).
Altar memang secara liturgis berfungsi sebagai meja persembahan. Di mana pada saat Ekaristi dirayakan, kurban Utama yaitu Kristus sendiri hadir dan dikurbankan.
Semoga, dengan kreativitas dan kepedulian terhadap Gereja, makin banyak orang/ umat terbantu merayakan Natal dan “memetik” buah-buah makna Natal.