Selasa, 18 April 2023
- Kis. 4:32-37.
- Mzm. 93:1ab,1c-2,5.
- Yoh. 3:7-15.
OPEN minded adalah berpikiran terbuka. Keterbukaan pikiran adalah karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam ide, argumen, dan informasi.
Berpikiran terbuka umumnya dianggap sebagai kualitas positif. Ini adalah kemampuan yang diperlukan untuk berpikir kritis dan rasional.
Kebalikan dari pikiran terbuka adalah pikiran tertutup atau dogmatis.
Orang yang berpikiran tertutup biasanya hanya mau mempertimbangkan sudut pandang mereka sendiri dan tidak mau menerima gagasan lain.
Bahkan jika kita menganggap diri kita orang yang berpikiran terbuka, mungkin ada beberapa topik tertentu di mana kita mengambil sikap yang jauh lebih sulit. Tidak mau berubah.
Memiliki keyakinan bisa menjadi hal yang hebat, tetapi keyakinan yang kuat tidak meniadakan pikiran terbuka.
Berpikiran terbuka berarti memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan perspektif lain dan berusaha untuk berempati terhadap orang lain, bahkan ketika kita tidak setuju dengan mereka.
Namun tidak sedikit orang yang sulit diingatkan karena melihat banyak orang yang melakukan kesalahan yang sama.
“Bapak melawan arus,” kata seorang pemuda
“Apa urusanmu? Lihat semua juga jalan seperti saya, jangan mengurusi urusan orang lain,” jawab bapak itu dengan ketus.
“Bapak dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain,” kata pemuda itu.
“Tenang saja, kamu urus dirimu sendiri, tidak usah ngurusin orang lain,” jawab bapak itu.
“Lagi pula polisi juga diam saja,” ujarnya sambil memacu kendaraannya pergi.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.”
Injil Yohanes menyukai ungkapan-ungkapan simbolik.
Kata “malam” dekat dengan situasi kegelapan.
Nikodemus yang berada dalam kegelapan datang kepada Yesus yang adalah Terang bagi dunia.
Kedatangan Nikodemus kepada Yesus sebenarnya menunjukkan dinamika dari gelap menuju terang.
Transformasi dari gelap menuju terang merupakan proses kelahiran kembali dari Roh.
Kelahiran kembali dari Roh ini akan membuat umat beriman mampu melihat Kerajaan Allah yaitu memperoleh hidup kekal.
Bagaimana proses dari gelap menuju kepada terang, supaya dilahirkan kembali dari Roh dan akhirnya memperoleh hidup kekal itu dapat terjadi?
Itu bukan karena karya manusia, tetapi terjadi berkat kasih-karunia Allah.
Kasih karunia Allah yang total terjadi di dalam diri Yesus yang sengsara, wafat dan dibangkitkan demi keselamatan umat manusia.
Bagaimana dengan diriku?
Seberapa jauh proses transformasi dalam hidupku, dari kegelapan menuju terang?