Opera Jenaka Romo 3 di Surakarta: “Semar Ngarep Pensiun”, Pewartaan dengan Jenaka

0
0 views
Gelaran Opera Jenaka Romo 3 digelar Solo. (FX Juli Pramana)

OPERA Jenaka Romo 3 di Surakarta digelar di Hotel Alila Solo. Gelaran hiburan ini dipadati penonton. Sekitar 1.800 umat menyaksikan gelaran opera dengan kemasan kesenian rakyat atau sandiwara “Kethoprak Humor” atau “Kethoprak Jenaka” guyon maton.

Para imam diosesan KAs memerankan tokoh para punokawan. Dengan piawai, mereka menyajikan tontonan yang menghibur dengan dialog disertai percakapan yang mengundang gelak tawa.

Seniman kondang Yogyakarta Susilo atau yang akrab dikenal Den Baguse Ngarso tampil sebagai Batara Guru yang arif bijaksana. Ia sering mengundang gelak tawa dengan dialog jenaka; menuntun Semar untuk menemukan pencerahan ketika bimbang akan memutuskan pensiun sebagai imam.

Lagu Romo Aloysius Budi Purnomo Pr berjudul Bridge Over Troubled Water dalam gelaran opera di bagian lirik menyiratkan pesan permenungan untuk bersikap menenangkan pikiran, jika sedang ada masalah.

Like a bridge over troubled water, I will ease your mind (Seperti jembatan di atas air yang bergolak dengan banyak riak, aku akan menenangkan pikiranmu).

Itulah sikap dalam memberi jawaban yang disampaikan oleh “Titah Ulun” Batara Guru yaitu Uskup KAS Mgr. Robertus Rubiyatmoko, ketika ditanya apakah Semar yang sedang galau boleh pensiun sebagai imam dalam Opera Jenaka Romo 3.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko memberi jawaban yang menenangkan bahwa pensiun imam itu usia 75 tahun, namun jika masih kuat dan layak melayani umat maka masih diberi kesempatan untuk melayani. Namun jika memiliki keterbatasan dan sakit, maka bisa istirahat di Wisma Domus Pacis Kentungan – rumah lansia para imam sepuh. 

Konteks kisah cerita

Semar sebagai imam yang sudah adiyuswa merasa galau berpikir serta menimbang-nimbang untuk mengajukan pensiun sebagai imam. Hal itu diceritakan pada ketiga anaknya: Gareng, Petruk dan Bagong. Dari ketiga anaknya, hanya Petruk yang mengungkapkan persetujuannya, jika ayahnya Semar pensiun. Karena sudah tua dan saat memimpin perayaan ekaristi sering salah. Karena sudah pikun.

Apa yang dipikirkan oleh Semar juga diutarakan pada Batara Guru.

Batara Guru dengan arif mengungkapkan bahwa “Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit. Maka mintalah kepada tuan pemilik kebun anggur supaya mengirim pekerja-pekerja menuai tuaian itu”. 

Batara Guru memberikan saran pada Semar untuk menghadap “Titah Ulun” yaitu Uskup Keuskupan Agung Semarang untuk memutuskan apakah layak pensiun atau tetap berkarya. 

Adegan ini menjadi awal cerita yang mengalirkan dialog jenaka. Namun menyampaikan pesan penting tentang pewartaan panggilan. Juga ajakan keluarga sebagai seminari pertama untuk mendukung karya imam dan Gereja mengembangkan karya Keuskupan Agung Semarang. Terlebih lagi konteks ini akan memberikan pesan pada umat bahwa para imam memiliki komitmen untuk melayani meskipun usia telah senja.

1.800 orang penonton

Senin 28 Oktober 2024 di Hotel Alila Surakarta Opera Jenaka Romo 3 digelar. Menurut salah satu panitia, Rosanto Adi kepada Sesawi.Net, terdapat 1.800 umat yang hadir menyaksikan gelaran ini.

Pada pementasan Opera Jenaka Romo 3 para romo dengan suara merdu ikut meramaikan acara. Bahkan beberapa di antaranya mengajak penonton untuk berdiri dan ikut menggoyangkan badan saat membawakan lagu.

  • Romo Sugihartanto membawakan lagu Mendung Tanpa Udan.
  • Romo Palma membawakan lagu Rungkad.
  • Romo Kendar membawakan lagu Santo Yosef, sambil mengenang swargi Romo Suryo Nugroho Pr.
  • Romo Agus Gunadi membawakan lagu Lebih Baik Sakit Gigi.
  • Romo Aloys Budi membawakan lagu  Bridge Over Troubled Water dengan tiupan saksofon pada awal dan akhir lagu.
  • Romo Dodit membawakan lagu Koyo Jogja Istimewa.

Selain itu juga ikut memeriahkan dan membawakan lagu Romo Erwin Santosa MSF dengan lagu Goodness of God – I’ve known You as a Father.

Para Suster OSF dan para Suster CB serta para Frater Seminari Tahun Rohani Jangli Semarang juga menampilkan lagu yang membuat suasana semarak.

Lagu Kopi Dangdut dari Fahmi Shahab oleh Para Suster CB menjadikan banyak penonton ikut menggerakkan tangan dan menghentakkan kaki mengikuti alunan irama lagu.

Peramu musik yang solid

Kua Etnika kelompok musik yang dibentuk oleh almarhum Djaduk Ferianto mampu mengiringi Opera Jenaka Romo 3 dan sajian lagu-lagu dengan apik, memberikan suasana yang hidup dalam tiap adegan dan mampu membawakan irama yang selaras dengan lagu-lagu yang dibawakan para romo, frater dan suster.

Kua Etnika sejak mengiringi Opera Jenaka Romo pertama hingga ketiga ini setia meramu sajian musik; menjadi pengiring dan pelaku opera yang solid.

Para imam diosesan KAS jadi artis dadakan

  • Opera Jenaka Romo 1 dengan lakon “Punakawan Menggugat” yang digagas Keuskupan Agung Semarang (KAS) digelar  2013.
  • Opera Jenaka Romo 2 dengan lakon “Petruk Pengen Dadi Romo” digelar 2015. Sutradara opera pertama dan kedua  seniman kondang Djaduk Ferianto.
  • Opera Jenaka Romo 3 dengan lakon “Semar Ngarep Pensiun” digelar di tiga kota yakni:
    • Yogyakarta pada 24 Oktober 2024 di Kamala Ballrom Sleman City Hall Jogjakarta, Surakarta pada 28 Oktober 2024 di Hotel Alila Surakarta dan Semarang pada 5 November 2024 di Hotel Paragon Semarang.

Peran penting di balik layar

Sutradara dan Ketua Panitia  Opera Jenaka Romo 3 adalah Bernadette N.Janti. Ia mengungkapkan bahwa tujuan digelarnya Opera Jenaka Romo 3 dengan lakon “Semar Ngarep Pensiun” yaitu sebagai sarana promosi panggilan, sarana pewartaan bagi umat Katolik, penggalangan dana untuk karya-karya KAS dan untuk mengenang para pemain Opera Jenaka Romo 1 dan Opera Jenaka Romo 2 yang telah dipanggil Tuhan.

Para imam pemeran punokawan pada Opera Jenaka 3 adalah Romo Alip Pr (Semar), Romo Sigit Pr (Gareng), Romo Didik Pr (Petruk) dan Romo Buset (Bagong)l dengan bintang tamu Uskup KAS Mgr Robertus Rubiyatmoko. Sedangkan seniman Susilo Den Baguse Ngarso berperan sebagai Batara Guru.

Keluarga sebagai seminari pertama

Pada adegan Batara Guru menemui Uskup KAS, salah satu pesan penting yang disampaikan di antaranya KAS mengajak keluarga-keluarga mendukung karya panggilan. Dengan merencanakan jumlah anak yang bisa dipersembahkan untuk Gereja.

Selain itu, Uskup Mgr. Robertus Rubiatmoko mengajak keluarga untuk menumbuhkan iman anak dan menjadikan keluarga sebagai seminari pertama sebagai tempat semaian panggilan menjadi imam. Saat ini, di Keuskupan Agung Semarang terdapat 213 imam praja.

Gelaran Opera Jenaka Romo 3 digelar Solo. (FX Juli Pramana)

Tanggapan audiens

Vikaris Episkopal Surakarta Romo Herman Yoseph Singgih Sutoro Pr menyampaikan, bahwa karya-karya yang ada di Keuskupan Agung Semarang sangat membutuhkan partisipasi dari umat baik. Dalam bentuk doa maupun dalam bentuk karya-karya kerasulan yang lain.

Den Baguse Ngarso menyampaikan bahwa apa yang menjadi pesan Keuskupan Agung Semarang merupakan pesan penting bagi berkembangnya Gereja. Namun bisa disampaikan dengan cara jenaka dengan maksud untuk menciptakan kegembiraan bersama.

Vavan salah satu anggota pengiring musik Kua Etnika merasa gembira ikut terlibat dalam Opera Jenaka Romo 3 dan mengungkapkan bahwa gelaran hiburan ini sudah berjalan lancar dan baik.

Waktu Tuhan pasti yang terbaik

Pada gelaran Opera Jenaka Romo 3 dihunjukkan doa bagi pemain OJR 1 dan OJR 2. Saat doa dihunjukkan diiringi instrumentalia lagu Waktu Tuhan Pasti yang Terbaik mengiringi doa bagi kedamaian:

  • Uskup Mgr. Johanes Pujasumarta.
  • Romo Antonius Suparyono,Pr
  • Romo Paulus Triwahyono Widiantoro Pr.
  • Romo Agustinus Suryo Nugroho Pr
  • Romo Agustinus Erfan Sanjaya Simamora Pr.
  • Diakon Andreas Adhi Eko Prasetyo
  • Gregorius Djaduk Ferianto
  • Gareng Rakasiwi.

Semoga Allah Bapa Yang Maharahim memberikan kebahagiaan dan kedamaian bersama Bunda Maria dan Para Kudus di Surga. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here