Bacaan 1: Rm 12:5-16a
Injil: Luk 14:15-24
Sebagai seorang pengajar, tentu sudah menjadi kewajiban memberi modul pengajaran serta jadwal kuliah dan ujian. Sehingga siswa “dianggap” sudah tahu dan wajib menyesuaikan jadwal pribadinya.
Kuliah “offline” yang menuntut kehadiran fisik, tentu saja berbeda dengan “online” yang bisa mengikuti dari mana dan dalam kondisi apapun.
Dalam kuliah “offline” maka masih ada permisif dan izin tidak bisa mengikuti. Namun dalam kuliah “online” alasan tidak bisa mengikuti bisa dikatakan aneh dan mengada-ada.
Saat kami sebagai pengurus sekolah meminta dispensasi bagi siswa yang berhalangan ujian “online”, dosen tidak bisa menerima dan tidak mau memberi dispensasi. Alasannya, ini adalah kuliah “online” bisa diikuti dari mana saja dan dalam kondisi apa saja (kecuali memang tidak bisa berbuat apa-apa). Diangap terlalu banyak alasan (berdalih), dasarnya sungguh masuk akal.
Tuan rumah dalam perumpamaan injil hari ini sangat murka.
Dia sudah menyebar undangan pesta namun saat hari “H”, para tamu malah banyak yang berdalih ini itu. Para undangan itu dianggap meremehkan undangan dan atas keteledoran itu, mereka kehilangan haknya ikut berpesta dan tempatnya diambil orang lain.
Demikian juga dalam undangan perjamuan surgawi (kehidupan surgawi sering digambarkan sebagai sebuah perjamuan pesta yang penuh sukacita). Sebagian warga “Bangsa Terpilih” telah menolak undangan pesta surgawi (keselamatan) sehingga tempatnya digantikan mereka yang dianggap kafir (bangsa lain).
“Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.”
Setiap orang telah diberi berbagai karunia untuk dikerjakan, maka Rasul Paulus menasihati jemaat Roma agar menggunakan talenta itu.
“Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita:..”
Banyak orang kadang menyia-nyiakan talenta yang sudah diberikan dengan berbagai dalih atau alasan, kesibukan-kesibukan yang tidak masuk akal.
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Janganlah menganggap dirimu pandai!”
Pesan hari ini
Jangan banyak berdalih saat Tuhan membutuhkanmu. Dia mengundangmu, gunakan talenta yang sudah ia berikan.
Jangan sampai kamu kehilangan hak untuk turut dalam pesta perjamuan-Nya, karena terlalu banyak alasan.
“Teman-temanmu tidak membutuhkan alasanmu bahkan musuhmu tidak akan mempercayai alasanmu.”