Puncta 10 Januari 2025
Jumat sesudah Penampakan Tuhan
Lukas 5: 12-16
DRONA adalah seorang pendeta dan guru bagi para Kurawa dan Pandawa. Ia juga seorang yang ahli dalam perang. Namun wataknya angkuh, sombong dan merasa bisa menguasai segala ilmu.
Ketika Bima minta diajari ilmu kesempurnaan hidup, ia menyanggupinya.
Ia minta syarat kepada Bima untuk menemukan “banyu suci perwita sari.” Padahal ilmu itu sebenarnya tidak ada.
Sebetulnya Drona tidak tahu harus mengajar ilmu kesempurnaan hidup yang bagaimana. Syarat itu hanya sebuah cara untuk memusnahkan keinginan Bima.
Kalau Bima mati, ia tidak perlu menjelaskan ilmu kesempurnaan. Lagi pula kekuatan Pandawa akan berkurang dan mudah mengalahkan mereka demi kemenangan Kurawa, di mana Drona mengabdikan hidupnya.
Orang pandai bijaksana bertindak seperti padi. Semakin tinggi ilmunya semakin merunduk sikap dan perilakunya. Ia makin rendah hati, tidak menyombongkan kehebatannya.
Yesus sebagai orang “pinter” tidak menunjukkan kehebatannya. Ia hanya ingin menolong orang yang sakit kusta.
Orang kusta itupun datang tanpa memaksa. “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Dengan senang hati Yesus menolong.
Yesus menyarankan agar orang itu datang kepada imam. Ia melarang orang itu memberitakan kesembuhannya. Ia tidak ingin diketahui.
Bahkan ketika orang banyak mendengar kabar tentang Dia dan ingin mendengarkan-Nya, Yesus justru mengundurkan diri ke tempat sunyi dan berdoa.
Yesus tidak ingin mencari nama. Ia tidak ingin dielu-elukan karena bisa menyembuhkan atau mengusir setan. Ia justru menyingkir dan berdoa.
Orang pandai, bijaksana, punya talenta, biasanya hidupnya tersembunyi. Ia tidak pamer kehebatan.
Ia tidak menonjolkan kemampuannya. Juga tidak merasa hebat bisa mengusir setan, menyembuhkan atau punya kuasa lebih.
Yesus tidak ingin diketahui banyak orang. Ia menyuruh orang makin dekat pada Tuhan, membawa persembahan kepada imam.
Sementara Yesus malah mengasingkan diri dan berdoa kepada Allah. Ia sadar bahwa Allah yang mahakuasa. Menimba kekuatan dari Allah lebih penting daripada menerima pujian, sanjungan dan hormat dari manusia.
Cuaca panas minus es degan,
Kelapa hijau untuk obat sariawan.
Berharaplah selalu pada Tuhan,
Kasih-Nya tak pernah mengecewakan.
Wonogiri, berdoa selalu pada Tuhan…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr