Puncta 7 Oktober 2024
Pw. SP. Maria Ratu Rosario
Lukas 10: 25-37
SETELAH perjalanan yang melelahkan dari Tanjung Bunga, saya singgah di rumah Pak Ignatius Denggol di Engkadin. Waktu itu hujan baru saja selesai. Tanah merah yang dilewati melekat kuat di roda motor.
Sebentar-sebentar harus mencongkel tanah di roda yang tak bisa bergerak maju. Perjalanan menjadi lambat dan melelahkan.
Dengan senang hati, Pak Ignatius menerima saya di kamar tamu rumah panggungnya. Ibu Ignatius langsung membuatkan kopi panas.
Dia juga menggoreng ubi yang diambil dari kebun. Diam-diam dia merebus daun pakis sebagai lalap dan bikin sambel bawang.
Pak Ignatius menyuruh saya mandi, karena baju dan celana basah dan kena lumpur semua. Saya diberi pinjaman sarung sebagai ganti.
Setelah menghabiskan kopi dan ubi goreng, saya mandi. Ternyata selama mandi, Pak Ignatius mencuci motor saya sampai bersih. Jas hujan yang saya pakai sudah bersih digantung di jemuran.
Setelah mandi, Ibu Ignatius mengajak saya makan dengan pucuk daun pakis, lauk ikan lais yang digoreng kering sangat crispy, dioles sambel bawang yang lezat.
Orang Jawa bilang “lijo -linak-lingga-lica” (lali bojo, lali anak, lali tangga, lali kanca). Pokoknya lupa segala-galanya saking nikmatnya. Segala lelah pun jadi hilang.
Keluarga ini hidup sederhana. Tetapi hospitalitasnya sangat luar biasa. Keramahan, kepedulian, kesiap-sediaan, ketulusan dan budinya sangat murah hati.
Semoga Pak Ignatius Denggol dan Mas Anton, anaknya yang sudah dipanggil Tuhan mengalami kemurahan Tuhan di surga.
Hari ini Yesus memberi gambaran kepada Ahli Taurat yang ingin mencari hidup kekal untuk mencontoh orang Samaria yang baik hati. Orang Samaria itu walau dia dianggap “orang asing” tetapi hatinya sangat baik.
Ia tidak saja menolong, tetapi menjamin keselamatan orang yang dirampok habis-habisan itu, sampai semunya tuntas.
Orang Samaria itu tidak membeda-bedakan siapa si korban perampokan ini. Niatnya hanya ingin menolong tanpa pamrih apa-apa. Yesus mengajak ahli Taurat itu untuk berbuat sebagaimana orang yang telah menolong korban perampokan itu.
“Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Tanya Yesus.
Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”
Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian.”
Maukah kita juga menolong sesama dengan murah hati?
Bunga kamboja bunga selasih,
Ditanam di kebun bertumpang tindih.
Menolong sesama tanpa pamrih,
Tuhan akan mengasihi dengan lebih.
Wonogiri, marilah bermurah hati
Rm. A. Joko Purwanto,Pr