UNTUK memfasilitasi awam Katolik bisa terlibat dalam upaya merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tanggal 5 Mei 2018 di Jati Sampurna, Bekasi, dideklarasikan sebuah ormas Katolik bernama Perkumpulan Manggala Katolik Indonesia (PERMAKINDO).
“Kita sungguh mengharapkan Permakindo ini menjadi organisasi yang andal dan berani mengaktualisasikan panggilan Kristiani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI,” ujar Ketua Umum PERMAKINDO Rasnius Pasaribu dalam sambutannya.
Lebih lanjut, kata mantan Sekretaris Dewan Paroki Harian Paroki Santa Clara ini, PERMAKINDO tidak akan pernah menjadi parpol karena di dalamnya bergabung awam Katolik dengan latar belakang yang berbeda-beda. “Paguyuban ini melulu hanya ingin menjadi wadah bagi perjuangan bersama mempertahankan negara yang kita cintai ini. PERMAKINDO tidak akan pernah jadi parpol,” tegasnya.
Hal yang sama dikatakan oleh Romo Philip Tulus SVD saat memberkati para pengrus yang sebelumnya telah dilantik oleh R. Setio Lelono selaku pendiri dan Ketua Dewan Pembina. “Jika PERMAKINDO ini ingin berhasil, semua yang terlibat harus memiliki visi dan misi yang sama, lalu melangkah bersama menjadi orang terdepan menjaga negara ini,” kata Romo Tulus.
Sementara itu, Setio Lelono dalam sambutannya mengatakan bahwa keputusan mendirikan PERMAKINDO didasari oleh semangat mendorong putera-puteri Gereja Katolik bisa ambil bagian secara aktif dalam membangun bangsa ini dan memeliharanya dalam semangat kebhinekaan. “Dengan identitas kekatolikan, orang Katolik harus bisa bersumbangsih menjaga NKRI,” jelas Setio.
Setio juga menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam PERMAKINDO mengemban tugas menyukseskan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. “Kita anggota PERMAKINDO dan seluruh rakyat Indonesia harus menjadi pemilih yang cerdas dan berkualitas. Kita semua tentu berharap mendapatkan pemimpin yang terbaik dan berkualitas untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebab pemilu bukan saja untuk memilih yang terbaik, juga untuk mencegah yang terburuk berkuasa,” kata warga Paroki Santo Mikael, Kranji ini.
Bagi Setio, tidak ada pilihan lain bagi setiap anak bangsa ini, termasuk yang Katolik selain berjuang menegakkan, memelihara dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dengan sekuat tenaga dan penuh ketulusan berusaha menciptakan masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memelihara kebhinekaan serta rela berkorban untuk mempertahankan NKRI.
Kredit foto: Eman Dapa Loka.