Pahlawan Kali Code

0
5 views
Ilustrasi: Permukiman pinggir Kali Code yang ditata oleh Romo Mangun. (Wastu Citra Romo Mangun)

Puncta, 18 Januari2025
Pekan Doa Sedunia Hari Pertama
Markus 2: 13-17

PADA dekade 1970-1980, pinggiran Kali Code adalah tempat yang kumuh, kotor dan menakutkan. Di situ banyak gelandangan, pencopet, tukang becak, pemulung, tukang koran dan warga miskin yang menetap.

Mereka membuat rumah dengan dinding dan atap dari kardus, plastik atau terpal. Gambaran tentang kemiskinan kota.

Tahun 1982 terjadi banjir besar yang menyapu rumah-rumah bedeng di bantaran sungai. Banyak orang kehilangan “rumah.”

Datanglah Romo Mangun dari Pastoran Jetis ke Code. Ia ingin membantu orang-orang kecil membangun rumah di Code.

Romo Mangun juga seorang insinyur dan arsitek. Dibangunlah Code dengan rumah-rumah yang sederhana tetapi dengan arsitek yang cantik.

Tempat itu tidak lagi kumuh tetapi berubah jadi obyek wisata yang menarik dengan rumah bercat warna-warni.

Romo Mangun juga memperhatikan pendidikan anak-anak Code. Warga masyarakat juga diajari berbagai kegiatan antara lain dengan koperasi. Kehidupan berubah. Mereka tidak lagi dipandang sebelah mata, tetapi dilirik dengan kekaguman.

Romo Mangun menjadi pahlawan bagi orang kecil, miskin, terpinggirkan dan tersingkir. Ia juga hidup bersama mereka selama dua tahun di Kali Code.

Ketika Pemerintah Kota Yogyakarta akan menggusur warga Kali Code, Romo Mangun pasang badan di depan sendiri.

Yesus memanggil Levi si pemungut cukai. Bahkan Dia diajak makan bersama para pemungut cukai. Masyarakat Yahudi memandang negatif para pemungut cukai. Mereka digolongkan sebagai kelompok pendosa.

Tetapi Yesus tidak peduli dengan stigmata jelek itu. Ia menegaskan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Ia tinggal, hidup bersama dengan mereka. Jangan mudah menghakimi orang lain kalau hidup kita sendiri belum sempurna.

Allah saja mengasihi kaum pendosa, mengapa kita justru menjauhinya?

Menunggu duren dari Surabaya,
Dikirim lewat mbak-mbak Rosalia.
Yesus datang untuk orang berdosa,
Ia rela mati untuk kita manusia.

Wonogiri, kasihani kami orang berdosa
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here