Palang Keadilan

0
220 views
Ilustrasi: Pistol. (Ist)

Renungan Harian
Senin, 22 Agustus 2022
PW. St. Perawan Maria, Ratu
Bacaan I: 2Tes. 1: 1-5. 11b-12
Injil: Mat. 23: 13-22
 
BEBERAPA hari terakhir, berita media cetak, televisi maupun media sosial dipenuhi dengan berita tentang polisi menembak polisi.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa seorang polisi Brigadir Josua telah meninggal karena ditembak oleh sesama polisi. Sejauh dalam pemberitaan, ia diduga ditembak oleh polisi Bripda E atas perintah komandannya yaitu Irjen FS. Polisi telah menetapkan Irjen FS dan Bripda E sebagai tersangka dalam kasus penembakan Brigadir Josua.
 
Sebagaimana kita ketahui bersama melalui pemberitaan Irjen FS adalah seorang Jenderal Polisi bintang dua yang menjabat sebagai Kadiv Propam. Kadiv Propam pimpinan pengadil para polisi karena propam sering disebut sebagai “polisinya polisi”.

Dapat dibayangkan kalau sang pimpinan pengadil dan pengawas dari polisi yang adalah salah satu aparat penjaga dan penegak hukum menjadi tersangka sebuah kasus pembunuhan maka betapa mengerikan kejadian ini.

Belum lagi dalam pemberitaan disebutkan bahwa pada awal setelah kejadian berlangsung ada upaya membuat skenario (jalan cerita) untuk melindungi diri.

Skenario dibuat sedemikian sehingga Brigadir Josua memang layak meninggal sebagai akibat dari perbuatannya.
 
Setelah skenario terbongkar dan disebut sebagai skenario palsu maka banyak orang mulai mengecam dan menyoroti perilaku yang salah dengan membuat skenario untuk membenarkan  yang salah dan menyalahkan yang benar.

Kejadian itu beberapa orang mulai bertanya-tanya jangan-jangan skenario palsu yang sekarang dibuat bukanlah yang pertama; lalu sudah berapa banyak skenario palsu yang telah dibuat.

Dengan begitu pertanyaan berikut berapa banyak orang benar menjadi salah dan orang salah menjadi benar. Banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana sebuah keadilan dapat terjadi manakala pimpinan yang bertanggungjawab menegakkan keadilan bagi para pengadil telah berbuat seperti itu.

Orang mulai berpikir bahwa banyak orang yang berusaha untuk menegakkan keadilan dan memperjuangkan keadilan telah dihalangi untuk menjalankan tugasnya dan banyak pula yang dijerumuskan dalam situasi untuk menghalangi atau menghambat keadilan.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius mengkritik orang-orang yang menghalangi orang lain untuk berbuat baik atau bahkan menjerumuskan orang-orang yang berkehendak baik pada perbuatan yang tidak baik.

“Celakalah kalian, hai Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here