KEHARMONISAN, kerukunan dan kesemarakan mewujudkan NKRI tetap kokoh di Pamekasan, Madura, Jatim. Umat lintas agama melakukan silaturahmi dan aksi nyata untuk lebih perhatian pada lingkungan hidup.
Hari Minggu tanggal 7 Mei 2017, kurang lebih 200-an umat lintas agama bersama-sama menamam bakau di Galis Lembung Pamekasan.
Anak-anak, remaja, orang muda dan dewasa membaur dalam suasana persaudaraan. Mereka terdiri dari umat Gereja Katolik, Komunitas Petani Sabuk Hijau Galis Lembung, Dinas Lingkungan hidup Pamekasan, Pesantren Annuqayah, Komunitas Kampung Jerami, Komunitas Pemulung Gaul, Kopling (Komunitas Peduli Lingkungan hidup) Annuquyah, Lakpesdam NU Pamekasan, Lakpesdam NU Sampang, PMII Pamekasan, PMII Sampang dan Komunitas Laskar Hijau Lumajang.
Kebersamaan dan pertobatan ekologis
Dalam suasana gembira, akrab dan bersahabat mereka menikmati kebersamaan lebih peduli kepada lingkungan hidup.
Penggagas kegiatan ini adalah Romo Damianus Fadjar Tedjo Soekarno Pr, imam diosesan Keuskupan Malang.
Tentang kegiaan ini, ia menyatakan demikian:
“Dewasa ini kita sedang mengalami krisis ekologis atau krisis lingkungan hidup yang mencemaskan dan membahayakan generasi manusia berikutnya. Dari sebab itu, pengrusakan alam ini harus segera dihentikan. Tindakan-tindakan pencegahan serta pemulihan alam harus terus digalakkan. Kita harus melakukan pertobatan ekologis,” ungkapnya.
Keprihatinan inilah yang kemudian direspon oleh teman-teman lintas agama dalam bingkai NKRI untuk bersama-sama mempunyai komitmen merawat dan melestarikan lingkungan hidup.
“Kita sekarang tidak boleh terbuai dengan perbedaan-perbedaan yang memecah belah, justru dengan perbedaan kita bisa membangun kerukunan dan persaudaraan,” demikian kata dari salah satu peserta kegiatan dari Pesantren Annuqayah.
Selain ditandai dengan menaman lebih dari 3.000-an bibit bakau, mereka juga membangun gubuk kecil untuk tempat memantau dan merawat bakau yang sudah ditanam. Mereka menyebutnya rumah persatuan dan persaudaraan.
Komunitas Petani Sabuk Hijau Galis Lembung menyambut baik dengan kegiatan ini.
“Kami menyambut baik kegiatan kerukunan dan persaudaraan ini. Kegiatan semacam ini akan mempersatukan kita, meskipun kita berbeda-beda tetap NKRI.”
Romo Fadjar yang dikenal dekat dengan masyarakat, di penghujung kegiatan tersebut berpesan demikian.
“Setelah aksi nyata persaudaraan kita hari ini, kita akan membuat rencana berikut yakni akan mengadakan camping bersama lintas agama,” ungkapnya.
Rupanya pesan tersebut direspon baik oleh teman-teman lintas agama.
PS: Laporan awal kegiatan ini dikerjakan oleh Romo Fajar di Pamekasan, Madura. Kami menuliskannya kembali laporan tersebut.