Puncta 29.09.22
Pesta St. Mikhael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung
Yohanes 1: 47-51
KAMI pernah tinggal di Seminari Menengah untuk belajar mempersiapkan diri menjadi imam. Di setiap kelas atau medan ada romo pamong dan sub pamong yang bertugas mendampingi dan menemani kami.
Kamar romo pamong dekat dengan bangsal tempat tidur para seminaris.
Romo Pamong sering mengontrol dan mengecek bagaimana kedisiplinan dan hidup bersama di medan dapat berjalan dengan baik.
Kami dibimbing di asrama untuk membangun hidup studi, rohani dan sosial dengan teratur dan seimbang.
Sebulan sekali mengadalan “colloquium” dengan romo pamong untuk melakukan discernment, melihat perkembangan kehidupan sebagai calon imam.
Kalau ada seminaris yang nakal, romo pamong menaseihati, kadang juga menghukum mereka.
Selain romo pamong, kami juga punya pembimbing rohani pribadi yang dipilih sendiri oleh para siswa.
Kepada romo pembimbing rohani, kami sering “curhat” tidak hanya masalah rohani, tetapi juga masalah pribadi.
Dari kata “pamong” lalu muncul kata “ngemong” atau momong yang berarti orang yang membimbing, menuntun, mengarahkan, memelihara dan menyemangati.
Walaupun banyak seminaris yang tidak menjadi imam, namun mereka bisa menemukan makna kehidupan dari para pamong atau pembimbing rohaninya.
Hari ini kita merayakan tiga Malaikat Agung yakni Mikhael, Gabriel dan Rafael. Ketiga malaikat ini bertugas sebagai pamong yang membimbing manusia dalam peziarahan hidup di dunia.
Mikhael adalah panglima bala tentara surga. Ia memimpin para malaikat berperang melawan setan.
Dalam diri manusia selalu ada dua pihak yang saling berperang yakni kebaikan dan kejahatan. Malaikat Mikhael selalu menolong kita mengalahkan kejahatan.
Jika sedang berada dalam pergolakan antara yang baik dan jahat, kita bisa minta bantuan Malaikat Mikhael.
Malaikat Gabriel adalah pembawa warta sukacita akan datangnya Sang Penebus yakni Yesus Kristus kepada Perawan Maria.
Gabriel adalah utusan Tuhan, pembawa warta bahagia. Kita bisa minta pertolongan Malaikat Gabriel untuk menjaga mulut kita agar dapat bertutur kata yang baik sehingga orang lain bersukacita.
Malaikat Rafael adalah pembimbing dan penolong dalam situasi sulit. Ia menjadi guide dan teman perjalanan Tobia. Ia menyembuhkan mata Tobit yang buta sehingga bisa melihat kembali.
Para malaikat itu diutus Tuhan untuk “ngemong” membimbing dan menuntun manusia ke jalan yang benar.
Mereka mengarahkan kita untuk tetap setia dan percaya kepada Tuhan. Para malaikat itu adalah gambaran abdi Allah yang setia.
Saya selalu ingat lagu yang menenteramkan hati yang sering dinyanyikan ibu sebelum tidur waktu doa malam;
Kula tansah dipun jagi malaikat. (Saya selalu dijaga oleh malaikat)
Juru Pamong ingkang setya yekti. (Sang Pembimbing yang selalu setia)
Rinten ndalu tansah nyuwun keng rahmat. (Siang malam selalu memohon berkat)
Kang supados gesang amba murni. (Agar supaya hidupku suci murni)
Binatang nan cerdik namanya kancil,
Sangat pandai terlepas dari bahaya.
Selalu bersyukur pada malaikat kecil,
Yang menuntun demi kemurnian jiwa.
Cawas, terimakasih para malaikat….