Pandemi Coronavirus: Vatikan Tegaskan Liturgi Trihari Suci tak bisa Ganti Hari

0
1,070 views
Iustrasi (NCR)

KEPALA Kongregasi Ibadat Suci dan Tatatertib Sakramen Vatikan, Kardinal Robert Sarah, mengingatkan seluruh elemen Gereja Katolik di seluruh dunia akan hal-hal penting fundamental dalam tata cara liturgi Masa Paskah, termasuk Trihari Suci.

  • Hari Paskah tidak bisa digeser atau berganti hari hanya karena terjadi pandemi coronavirus.
  • Trihari Suci harus tetap dirayakan dalam serangkaian tiga hari perayaan liturgi dan itu pun juga tidak bisa berganti hari atau diundur hari perayaannya.
  • Misa Krisma yang biasanya dilakukan beberapa hari menjelang Kamis Putih boleh saja ditunda dan disesuaikan dengan keadaan.
  • Semua keputusan akan “pergeseran” hari untuk Misa Krisma ini diserahkan kepada Konferensi Para Uskup di masing-masing negara.

Namun, Kardinal Robert Sarah mengusulkan, bisa saja Misa Krisma itu diadakan pada tanggal 14 atau tanggal 15 September tahun ini.

Tetap harus dirayakan namun tanpa umat

Ia menegaskan rangkaian liturgi Trihari Suci yakni Kamis Putih, Jumat Agung, dan Vigili serta Hari Raya Paskah 2020 tetap harus diselenggarakan oleh para imam. Sekalipun perayaan liturgis itu diadakan tanpa kehadiran kerumunan orang banyak alias segenap umat beriman.

“Umat beriman bisa mengikuti semua rangkaian perayaan ini dari rumahnya masing-masing melalui siaran online,” terang Kardinal Robert Sarah.

Siaran misa itu harus “langsung”, bukan hasil rekaman yang sudah dibuat pada hari lain dan kemudian ditayangkan tepat pada hari H-nya.

Tahta Suci Vatikan logo rumput. (Mathias Hariyadi)

Menghilangkan yang tidak baku

Karena kondisinya serba darurat dalam keadaan force majeure, maka sejumlah ritus tidak penting bisa dihilangkan.

Misalnya saja, tidak perlu ada kegiatan pembasuhan kaki pada hari Kamis Putih. Paus Fransiskus juga sudah memutuskan tidak akan melakukan kegiatan pembasuhan kaki sebagaimana biasanya.

Arak-arakan Sakramen Maha Kudus pada Perayaan Kamis Putih dengan mengelilingi seluruh kompleks gereja juga boleh ditiadakan. “Dengan demikian, Hosti tetap tersimpan di dalam Tabernakel,” ungkap Kardinal Sarah.

Pada acara Malam Vigili Paskah, arak-arakan usai penyalaan lilin tetapboleh diadakan, namun sebaiknya hanya di Gereja “besar” seperti Gereja Katedral atau Gereja Paroki dan kalau hal itu juga masih dimungkinkan untuk dilakukan.

Kalau tidak, maka rangkaian itu bisa dihilangkan.

Dalam Misa Vigili Paskah itu, liturgi Janji Baptis tetap harus dilakukan, sekalipun tidak ada baptisan baru.

“Hal-hal lain yang menyangkut acara ini di lingkup seminari, biara, dan komunitas religius, maka Uskup Ordinaris Wilayah yang akan menetukannya,” papar Kardinal Sarah.

Aturan ini berlaku hanya untuk kondisi darurat pada tahun 2020 ini saja, sesuai arahan Paus Fransiskus.

Laporan media massa internasional utama menyebutkan, inilah untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja bahwa para Uskup di seluruh dunia –karena keadaan memaksa force majeure—berani memutuskan untuk tidak melakukan misa publik dengan kehadiran banyak orang.

PS: Diolah dari Crux International, Catholic Herald, Ansa Italia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here