TEKNOLOGI merupakan hal yang penting bagi kehidupan di zaman sekarang. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan selalu berkorelasi dengan teknologi.
Teknologi sendiri tidak hanya membantu manusia, tetapi juga mempengaruhi manusia di segala aspek kehidupannya. Fungsi teknologi antara lain penyebaran informasi, alkitab virtual yang sudah diakses, komunikasi yang sangat membantu pelaksanaan misa online, dan lain lain
Komunikasi dan teologi memiliki kaitan dan terkait dengan relasi, baik relasi dengan siapa pun maupun dengan Tuhan. Sehingga semakin jelas bahwa proses ini berjalan dua arah.
Hal ini mengakibatkan kita lebih mengenal diri kita. Ciptaan tidak akan terjadi bila Allah tidak berkomunikasi dengan umat-Nya terlebih dahulu.
Pada masa pandemi, teknologi tidak bisa dihiraukan karena dalam penyampaian informasi di tengah keadaan yang tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung, teknologi menjadi wadah untuk penyampaian informasi, komunikasi, edukasi, dan berbagai macam hal lainnya.
Sebagai contoh, Gereja memanfaatkan teknologi untuk melaksanakan misa online di masa pandemi untuk melaksanakan perayaan ekaristi dan sekaligus menghadirkan kembali Yesus yang mempersembahkan diri-Nya, dalam kematian di salib demi keselamatan manusia.
Terdapat banyak peran teknologi, seperti berita tentang gereja, untuk menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan, perayaan misa online diadakan oleh Keuskupan Agung Jakarta dan gereja lainnya.
Misa ini sama dengan misa biasa, tetapi diadakan secara daring melalui live streaming YouTube.
Tata perayaan ekaristi dilakukan secara daring dapat dilakukan dengan menyiapkan gawai, lilin, alkitab, serta alat alat lainnya Gereja memberikan solusi untuk umat yang ingin melaksanakan perayaan ekaristi tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Terdapat dampak positif dan negatif terhadap pelaksanaan misa online. Dampak positifnya adalah tetap terlaksananya perayaan ekaristi yang wajib; untuk dilakukan oleh umat Katolik, bersyukur, mengenang, dan menghadirkan kembali yesus di tengah-tengah masa pandemi, meminimalisir kemungkinan terpapar Covid-19.
Sedangkan dampak negatifnya adalah tidak secara langsung merasakan suasana beribadah yang didapatkan jika melaksanakan misa secara langsung dan tidak bisa melayani di Gereja secara langsung.
Hal ini merupakan hal baru dan bukanlah sesuatu yang aneh untuk dilakukan karena sebagai manusia yang hidup di zaman modern kita harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Kita sebagai rakyat Indonesia harus bersatu dalam melawan Covid-19 dengan cara menyatukan diri dalam satu nama Indonesia demi kepentingan bangsa dan negara. Kita tidak boleh membeda-bedakan dan harus tetap mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah.
Dengan diadakannya misa online, secara tidak langsung umat Katolik sudah mematuhi perintah guna memutus rantai Covid-19.
Misi terbesar adalah menghadirkan Kerajaan Allah di tengah umat dan hanya akan terwujud jika terdapat keadilan, kejujuran, persaudaraan, dan cinta.
Romo Benny menyampaikan hal yang harus direnungkan, agama itu harus menjadi inspirasi bukan aspirasi. Agama menjadi inspirasi dalam arti agama dapat memberikan nilai-nilai seperti cinta dan pemberian diri yang dapat diikuti dan dijadikan pedoman.
Hal seperti membangun kesadaran bersama, tidak lagi membedakan suku agama dan etnis, menciptakan semangat identitas atau gotong royong, dan yang terutama adalah mementingkan kepentingan bersama dalam menghadapi permasalahan pada masa pandemi Covid-19.
Teknologi memiliki peran yang sangat besar di masa pandemi ini. Oleh karena itu perayaan ekaristi secara daring sangat membantu pemerintah untuk memutus rantai Covid-19.
Dari pemikiran Romo Benny kita juga belajar bahwa dengan persatuan dan mementingkan kepentingan bersama, kita dapat memecahkan permasalahan Covid-19.
Persatuan ini dapat dicontohkan dengan adanya misa online
