DI tengah situasi mencekam karena dampak wabah pandemi Covid-19 yang semakin massif, masih saja terjadi “mukjizat” panggilan hidup bakti.
Kongregasi Suster SFIC malah mengalami terjadinya lonjakan panggilan. Dengan penambahan sejumlah anggota baru.
Kabar bungah ini terjadi bertepatan dengan perayaan Pesta St. Thomas Rasul dalam Kalender Liturgi Gereja, hari Sabtu, 3 Juli 2021 lalu.
Ini benar-benar merupakan anugerah besar bagi SFIC, Kongregasi yang baru saja merayakan HUT berdirinya ke-177 tahun. Kongregasi ini berdiri tanggal 24 Juni 1844 di Veghel, Negeri Belanda.
18 Postulan, 15 Novis, 3 Suster berkaul
Prosesi penerimaan 18 Postulan, 15 Novis dan 3 Suster Novis berkaul perdana ini dibawa dalam Perayaan Ekaristi sederhana di Aula Rumah Retret Wisma Immaculata Pontianak.
Dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus. Didampingi oleh Pastor Ambrosius Pr, Pastor Elenterius SVD, dan Pastor Yosef Astono Aji OFMCap.
Perayaan syukur pesta kebiaraan Kongregasi SFIC tahun ini berlangsung dalam suasana berbeda; sangat ketat menjalani protokol kesehatan.
Tidak ada undangan yang disebarkan. Misa pun disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube SFIC Indonesia.
Langkah ini merupakan pilihan terbaik, sehingga para suster SFIC yang berada di luar kota Pontianak -bahkan di luar negeri- bisa mengikuti misa dan acara kebiaraan ini melalui tayangan nirkabel.
Berikut nama-nama 18 aspiran yang diterima masuk sebagai Postulan SFIC:
- Sdri. Monika Anni asal Paroki Malaikat Agung St. Mikael Simpang Dua, Keuskupan Ketapang.
- Sdri. Prisila Pebi Melenia asal Paroki St. Yohanes Pemandi Pahauman, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Meliyanti Sari asal Paroki St. Mikael Monterado, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Marsiana Anjeli asal paroki St. Alfonsus Maria de Liguori Bonti, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Afra Diktari alias Lara asal Paroki St. Fidelis Sungai Ambawang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Teodora alias Ecin asal Paroki St. Yusuf Mempawah Hulu Karangan, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Benadikta Angela alias Lina asal Paroki Salib Suci Ngabang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Krisna Teresia Tampubolon asal Paroki St. Petrus dan Paulus Keuskupan Agung Medan.
- Sdri. Anastasia Tasia asal Paroki Gembala Yang Baik Kuala Dua, Kembayan, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Maria Aliana asal Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Lintang Kapuas, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Rosalia Agata asal Paroki St. Agustinus dan Mattias Darit, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Zaneta Nicola Inez asal Paroki Santo Petrus dan Paulus Menjalin, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Putri Tarigas asal Paroki St. Paulus dari Salib Mandor, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Yanti Sinarti Dina asal Paroki St. Nikolaus dan Roh Kudus-Pacar, Keuskupan Ruteng.
- Sdri. Anastasia Lisa asal Paroki St. Fransiskus Asisi Pakumbang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Hertina Yesi asal paroki St. Alfonsus Maria de Liguori Bonti, Keuskupan Sanggau.
- Sdri. Brigita Yolanda asal Paroki St. Christophorus Sui Pinyuh, Keuskupan Agung Pontianak.
- Sdri. Natalia Lilit asal Paroki St. Petrus dan Paulus Menjalin, Keuskupan Agung Pontianak.
Pada saat yang sama juga berlangsung pula upacara penerimaan 15 Novis, dan tiga Suster Novis berkaul perdana.
Berikut 15 Postulan yang diterima menjadi Novis adalah:
- Sdri. Anastasia Trisnawati dengan nama biara Sr. Giovani Trisnawati.
- Sdri. Yulita Rosdiati dengan nama biara Sr. Aurelia Rosdiati.
- Sdri. Maria Francisca Dwi Hartiningtyas dengan nama biara Sr. Louis Marie.
- Sdri. Anastasia Anjeli dengan nama biara Sr. Ignatia Anjeli.
- Sdri. Yulita Pa’ong dengan nama biara Sr. Yosephio Pa’ong.
- Sdri. Florentina Ola Griana dengan nama biara Sr. Florentina Ola.
- Sdri. Cinda Farida dengan nama biara Sr. Claudia Cinda.
- Sdri. Paula Adevita Dede dengan nama biara Sr. Paula Adevita.
- Sdri. Tarsisia Ranata Tiara dengan nama biara Sr. Tarsisia Ranata Tiara.
- Sdri. Elisabet Elita dengan nama biara Sr. Regina Elita
- Sdri. Emilia Maya Anggela dengan nama biara Sr. Elfrida Anggela.
- Sdri. Resi Agricolatera dengan nama biara Sr. Agricola Resi.
- Sdri. Aprianti Sari Apra dengan nama biara Sr. Zitalia Sari.
- Sdri. Nerdawati dengan nama biara Sr. Hildegardis Nerdawati.
- Sdri. Te’ek dengan nama biara Sr. Rafaella Te’ek.
Tiga Suster Novis mengikrarkan Kaul Pertama dan menerima tugas pengutusannya sebagai berikut:
- Sr. Geselle Indrisari SFIC di tempatkan di Komunitas St. Anna Pahauman untuk tugas di bidang keuangan sekolah.
- Sr. Giacinta Marsedes SFIC di tempatkan di komunitas St. Wilibrordus Pontianak untuk tugas membantu layanan rumah tangga dan dapur komunitas.
- Sr. Gemma Batu Salu SFIC ditempatkan di Komunitas St. Fransiskus Asisi Singkawang untuk tugas membantu di Panti Lepra Alverno.
Syukur kepada Tuhan
Dalam sambutannya, Provinsial Kongregasi SFIC Indonesia, Sr. Yulita Imelda SFIC mengatakan sungguh bersyukur kepada Tuhan.
Lantaran Tuhan masih menghendaki kelangsungan karya kongregasi SFIC. Dengan menambah jumlah anggota baru dan terus mengirim orang-orang bergabung masuk SFIC.
Ini terjadi karena karya dan rahmat Allah sehingga masing-masing calon itu lalu tergerak hati untuk mengabdikan diri dan mempersembahkan seluruh hidupnya hanya untuk Tuhan dan Gereja-Nya.
“Semoga Tuhan meneguhkan apa yang telah Dia mulai dalam diri para calon dan suster muda kita sebagai penerus masa depan kongregasi,” kata Sr. Yulita Imelda SFIC yang pernah mengampu tugas sebagai magistra novis selama lebih 10 tahun.
“Berkat doa dan dukungan kita, mereka dimampukan untuk tetap setia pada cita-cita mulia dan mampu terbuka pada bimbingan Roh Kudus dalam pembinaan diri agar dapat semakin mencintai panggilan hidup membiara sebagai SFIC,” ungkap suster yang pernah diutus Dewan Pimpinan General belajar mendalami Spiritualitas Fransiskan di FISC (Franciscan International Study Centre) di Canterbury, United Kingdom.
Jika Tuhan sudah punya mau
Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus dalam homilinya menegaskan, setiap keputusan panggilan itu mengandung kepercayaan, iman.
Mengutip Injil Yohanes (20:24-29), beliau mengisahkan keraguan dan ketidakpercayaan Tomas.
Uskup yang baru merayakan tahbisan episkopal ke-21 tanggal 6 Februari 2021 lalu ini mengatakan, karakter Tomas juga ada dalam setiap pribadi manusia.
“Para Aspiran yang akan memasuki Masa Postulan, Novisiat dan juga yang akan berkaul ini pasti merasa ragu ketika memutuskan. Namun belajar dari pribadi Tomas yang pada awalnya juga ragu, namun akhirnya menjadi rasul yang unggul dalam iman kepercayaan,” ungkap Monsinyur Agus.
Mgr. Agus juga menegaskan bahwa dipanggil berarti menjadi orang special dan istimewa. Namun menjadi istimewa membutuhkan pengurbanan disertai iman kepercayaan kepada Tuhan.
“Kepercayaan itu bagi saya artinya demikian. Jika Tuhan sungguh mau, pasti jadi. Jika langkah ini benar, Tuhan pasti membantu. Yakinlah bahwa kamu adalah orang istimewa dan jadilah diri sendiri,” ungkap Monsinyur menutup homilinya.
Proficiat untuk para suster SFIC.