BUPATI Kabupaten Belu Willybrodus Lay membagikan ilmunya untuk umat Paroki Nualain saat panen raya madu lebah hutan di Kampung Adat Tertua Loonuna Tas, Paroki Nualain, Keuskupan Atambua, Rabu, (29/6/2016).
Upacara pengambilan madu lebah hutan diawali dengan ritus adat oleh para pemuka adat dan disaksikan ratusan umat beserta para petinggi Kabupaten Belu yang hadir.
Dalam sambutannya, Bupati Belu Willy Lay sangat mengapresiasi budaya lokal yang perlu dikembangkan. Bagi Willy Lay tradisi budaya ini perlu dikembangkan karena memiliki daya jual tinggi terlebih bagi pengembangan pariwisata daerah.
“Umat Paroki Nualain hendaknya bersyukur karena panen madu lebah masih dikembangkan sampai sekarang. Ini salah satu aset budaya yang perlu dijaga serta dikembangkan. Pariwisata Kabupaten Belu melihat peluang besar yang harus dipertahankan. Ke depan kita hadirkan para turis mancanegara untuk bisa datang sekaligus kita bisa menjual kekayaan kita ini agar dibeli dan menjadi sumber penghasilan bagi umat di Paroki Nualain,” kata Lay di hadapan ratusan umat yang memadati lokasi panen raya madu.
Camat Lamakanen Selatan, Yosef Bere Lelo merasa mendapatkan kehormatan besar karena Bupati dan wakil beserta rombongan berkenan hadir.
“Kami bangga karena bupati dan wakil beserta rombongam dari Atambua berkenan hadir dengan kami dan menyaksikan lngsung panen raya madu lebah hutan. Tradisi budaya ini mnjadi kekhasan yang bernilai sejarah. Ritus budaya yg masih berjalan tetap dijaga sehingga makin dikenal banyak orang. Bagi masyarakat tentu menjadi sumber penghasilan,” kata Bere Lelo.
Turut hadir dalam acara ini kepala dinas pariwisata kabupaten belu, Dominikus Mali juga kapolres Belu. Acara panen madu lebah hutan menjadi rutin kegiatan tahunan yang dilakukan umat.