Para Ahli Buka Kesempatan Bahas Pembaruan Ensiklik Laudato Si’ Paus Fransiskus (1)

0
84 views
Ilustrasi: Merawat lingkungan (Romo Mardianus Indra Pr)

TEOLOG Vince Miller mengatakan Paus Fransiskus sudah memperjelas bahwa dunia sampai saat ini belum menanggapi urgensi tuntutan perubahan iklim; dengan mengumumkan bagian kedua dari ensikliknya tahun 2015 tentang lingkungan hidup.

“Sangat tidak biasa bagi Gereja Katolik untuk menerbitkan dua dokumen besar mengenai suatu topik dalam waktu delapan tahun. Bagaimanapun, ini adalah Gereja yang berpikir selama berabad-abad,” kata Miller, ketua bidang teologi dan budaya Katolik Universitas Dayton Gudorf.

Ia juga menjadi editor Visi Teologis dan Ekologis Laudato Si’: Segalanya Terhubung – sebuah buku bertema spiritual, moral, dan ilmiah yang mengacu pada ensiklik Paus Fransiskus tentang lingkungan hidup.

Perjanjian Paris menyerukan emisi mencapai puncaknya pada tahun 2025 dan menurun sebesar 43% pada tahun 2030.

“Tetapi dengan tenggat waktu yang semakin dekat, emisi karbon dan suhu juga semakin meningkat – terbukti pada tahun d imana kita mengalami kebakaran, asap, kekeringan dan banjir,” demikian kata Miller.

“Bangsa-bangsa telah gagal mencapai komitmen yang mereka buat di Paris dan PBB. Putaran pertemuan iklim PBB saat ini akan diselenggarakan di Uni Emirat Arab yang kaya minyak di Dubai; dipimpin oleh CEO sebuah perusahaan minyak,” ungkapnya lagi.

“Ketika para pemimpin ragu-ragu ketika dunia sedang dilanda kebakaran, Paus Fransiskus mengeluarkan tantangan moral dan spiritual terhadap proses iklim yang belum menanggapi urgensi ancaman yang kita hadapi,” kata Miller.

Tindak lanjut Paus Fransiskus terhadap Laudato Si’ – yang diperkirakan akan dirilis pada 4 Oktober pada Hari Raya Santo Fransiskus dari Assisi, santo pelindung ekologi – akan menjadi nasihat apostolik, penerapan praktis, dan seruan lain untuk bertindak. Demikian pendapat Miller.

Laudato Si’ karya Fransiskus adalah sebuah ensiklik, sebuah dokumen pengajaran, yang beliau gunakan untuk menantang Gereja Katolik dan para pemimpin global agar mengambil tindakan segera.

“Fransiskus berbicara kepada dunia yang terpecah dan Gereja yang terpecah. Beliau banyak mengutip ajaran lingkungan dan sosial dari pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI,” kata Miller.

“Tidak seperti mereka, beliau menghadapi dunia di mana perbedaan pendapat dipenuhi oleh media sosial, tempat orang-orang menerima berita dan bahkan teologi, dari cuitan yang viral dibandingkan artikel atau homili,” jelasnya.

Seperti edisi pertama, pembaruan ini sama pentingnya bagi orang non-Katolik, meskipun ditulis oleh pemimpin Gereja Katolik, demikian pendapat Bob Brecha – profesor dan direktur program keberlanjutan Universitas Dayton.

“Apa yang diserukan dalam ensiklik ini kepada umat manusia untuk dilakukan – menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik bagi generasi mendatang dan mengikuti Aturan Emas dalam memperlakukan orang lain seperti yang ingin dilakukan terhadap mereka – tidak hanya berlaku pada agama, tradisi kepercayaan, atau sistem kepercayaan apa pun,” kata Brecha.

“Karena emisi di negara-negara kaya berdampak pada masyarakat di negara-negara miskin yang kurang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan akan menderita dampak paling parah terlebih dahulu, dan emisi saat ini akan memiliki dampak yang berkepanjangan selama berabad-abad, ensiklik ini menekankan perlunya memiliki empati yang mendalam terhadap perubahan iklim. orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung, di mana pun dan kapan pun mereka tinggal,” tegasnya.

Miller dan Brecha siap membantu media untuk menjelaskan pentingnya Laudato Si’ dan tindak lanjutnya diperkirakan akan terjadi pada 4 Oktober.

Media nasional pernah menemui Miller dan Brecha tahun 2015 untuk menjelaskan pentingnya Laudato Si‘, termasuk harian beken The New York Times, Reporter Katolik Nasional, America, Huffington Post dan lain-lain. (Berlanjut)

Baca juga: Meninjau kembali Laudato Si’ untuk Bersiap Menyambut Dokumen Baru Paus Fransiskus tentang Ekologi (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here