HARI Minggu, tanggal 29 Mei 2016, suasana semarak mengisi setiap sudut di kompleks Gereja Paroki St. Yoseph Purwokerto Timur. Hari itu berlangsung parade koor lingkungan. Sebanyak 20 kelompok lingkungan berpartisipasi dalam parade koor ini.
Tiap-tiap lingkungan membawakan lagu yang sama yaitu “St. Yosep” yang menjaga dan lagu pilihan. Lagu ini dipilih secara bebas dan diambil dari sumber mana pun juga bebas. Termasuk aransemen dan kreativitas dalam membawakannya.
Sejak pkl 10.00, parade koor ini berlangsung di gereja. Tiap lingkungan mengirimkan penilai penampilan. Mereka menilai penampilan orang lain dan bukan lingkungannya sendiri. Selain itu, pula melibatkan pengamat dari luar paroki. Pengamat ini akan memberikan masukan berhubungan dengan semangat dan pembawaan serta teknik menyanyi.
Dua pengamat luar ini berasal dari Paroki Purbalingga dan Paroki Cilacap. Masing-masing lingkungan terbagi dalam 3 blok kelompok dan pada awal pementasan akan diundi nomor urut pementasannya.
Bukan lomba tapi pelecut semangat
“Marilah kita menjadikan parade koor ini sebagai ibadat pujian yang mendorong lingkungan-lingkungan bersemangat dalam membangun paguyuban dan berpartisipasi dalam perayaan Gereja,” sambut romo paroki dalam kesempatan pembukaan parade koor.
Ini bukan ajang prestasi tetapi partisipasi dalam memperingati HUT Paroki St. Yoseph ke-52. Harapannya selama berlangsung acara ini, kita semua dapat mengikuti seluruh acara seperti bila kita hadir dalam ibadat.
Hari Minggu ke gereja, pulang gereja mampir beli srabi,
biar nyanyinya lugu tapi bersama bukan juara tapi partisipasi.
Pergi ke Borobudur di hari Jumat, mampir ziarah beli terasi
Kegiatan parade koor bikin hati nikmat, umat berserah semakin suci
Hari Senin berangkat kerja, mampir moro beli Indomie
Biar kata Amin, yang penting gembira bareng motoro dan mo kristiaji
Pergi Cilacap naiknya vespa, pergi ke kali bareng rm kristiaji
Syukurku terus terucap untuk HUT St. Yosep tercinta
dengan bernyanyi, kita berdoa dua kali.
Itulah bait-bait pantun yang dibawakan oleh romo paroki dan kemudian disambung dengan menyanyikan lagu paduan.
Masing-masing lingkungan menampilkan kekompakannya dalam membawakan lagu. Ada yang mengisi dengan gerak, ada yang dengan tarian dan ada pula yang mewarnai dengan yel-yel.
Kostum yang dikenakan juga beranekaragam. Ada yang seragam batik, ada pula yang seragam ala Bali, ada pula yang Banyumasan. Ada pula lingkungan yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan koor, ada pula yang baru beberapa pekan mulai latihan.
Bahkan ada pula yang ragu-ragu untuk mengikutinya. Namun karena diwajibkan maka mau tidak mau semua berpartisipasi.
Atas penilaian dari wakil umat dan para peninjau atau pengamat dari luar ini dihasilkan koor favorit yaitu Lingkungan Fransiskus Xaverius, Lucia, Yohanes Rasul Kalibagor, St. Maria Sokaraja dan Stevanus. Juga penghargaan atas dirigen favorit dari Lingkungan St Yakobus dan Petrus.
Selain itu ada penghargaan ada lingkungan yang berpartisipasi dalam parade koor ini, kendati dalam pelayanan tugas liturgi senantiasa kesulitan yaitu Lingkungan Theresia, Mikael dan Anna.
Lalu ada penghargaan atas dirigen termuda, seorang anak kelas 5 SD dari Lingkungan Lukas.
Parade koor ini dimulai sejak pk 10.00 dan selesai pkl. 14.30. Panitia penyelenggara juga memberikan penghargaan kepada semua lingkungan yang telah berpartisipasi dalam kegiatan parade kor ini.
“Kalau petugas liturgi seperti misdinar, lektor dan dan kor dalam bertugas, itu sudah membuat perayaan liturgi Gereja menjadi meriah, kendati kotbah romo kurang bagus.”
Demikian ulasan Bpk. Yosep, salah satu pengamat parade koor ini.
“Semoga parade koor ini mendorong setiap lingkungan selalu mempersiapkan kornya apabila sedang bertugas seperti ketika mempersiapkan parade kor ini,” lanjutnya.
Semoga demikian adanya.