HENING, sungguh hening, mereka yang hadir di dalam Gereja Katedral Malang tidak ada yang bersuara, semua larut dalam doa pribadi masing-masing. Ada suara instrumentalia dari organ mengalunkan lagu-lagu doa Taizé yang semakin membuat suasana hening.
Mereka yang masuk ke Gereja Katedral Malang mengambil sikap sempurna berlutut dengan kedua kaki tertekuk badan membungkuk kepala menghadap ke bawah untuk menghormati Sakramen Mahakudus yang bertahta di altar Gereja Katedral Malang.
Pentahtaan Sakramen Mahakudus telah dilaksanakan sejak tadi pagi sesudah Perayaan Ekaristi pukul 05.30 WIB oleh Romo Emanuel Wahyu Widodo Pr, Pastor Paroki SPMGK Katedral Malang.
Menurut jadwal yang beredar, umat katolik dari mana saja dapat persembah sujud di depan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan di Gereja Katedral Malang selama 24 jam mulai Jumat pagi sampai besok Sabtu 10 Maret 2018 pukul 06.00 WIB.
Agar kehadiran umat mendekati merata tidak ada jam-jam kosong atau yang terlalu penuh maka dibuat jadwal secara bergilir dari paroki-paroki se Dekenat Malang Kota dan juga biara-biara yang ada Kota Malang.
Sakramen rekonsiliasi juga disediakan dan dilayani oleh para romo dari berbagai kongregasi sesuai jadwal yang diedarkan.
Imbauan Paus
Adorasi 24 jam ini menanggapi imbauan Bapa Suci Paus Fransiskus, sebagaimana yang kami kutip dari Surat Gembala Prapaskah 2018 Keuskupan Malang sbb.
“Para saudara yang terkasih, dalam Masa Prapaskah ini, Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk bertobat. Beliau juga mengimbau agar di setiap keuskupan, paling kurang di salah satu gereja, diadakan adorasi Sakramen Mahakudus selama 24 jam penuh, yakni dari 9 Maret hingga 10 Maret 2018. Selama sehari penuh umat dapat datang untuk menyembah Sakramen Mahakudus serta mendapat kesempatan untuk menerima Sakramen Tobat.”
