“LUAR biasa anak-anak dapat bertutur dengan baik tentang sebuah perikop yang ada dalam Kitab Suci. Mereka mampu menyampaikan pesan melalui vokalnya dengan jelas dan gerak mimiknya mendukung tampilannya sehingga memikat para penonton tak terkecuali kami sebagai juri.”
Demikian disampaikan Sr. Clara Donata PIJ.
Bertutur Kitab Suci yang dilaksanakan oleh Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang ini dikemas dengan judul “Festival Bertutur Kitab Suci” dalam Bulan Kitab Suci Nasional 2019.
Antusiasme orangtua sebagai pendidik pertama dan utama dalam hal iman kepada anak boleh diacungi jempol sehingga para orangtua menanggapinya dengan mengikutsertakan putera-puteri mereka yang masih duduk di tingkat TK–SD mengikuti Festival Bertutur Kitab Suci.
Setidaknya ada 10 anak yang mengikuti kategori TK-SD Kelas 1, dan 15 anak dalam kategori SD kelas 2–4.
Bahan-bahan bertutur Kitab Suci dalam estival ini sudah ditentukan oleh panitia yakni dari Kitab KejadianBab 6, Bab 7, Bab 8, dan Bab 9. Peserta boleh memilih satu untuk ditampilkan dalam festival.
Merawat budaya tutur
Ketua Bidang Pewartaan Paroki Katedral Malang Ibu Maria Deodata mengatakan berikut ini.
“Pada tahun ini, kami tidak mengadakan lomba menyanyikan Mazmur atau membaca perikop Kitab Suci, tetapi beralih acara Bertutur Kitab Suci. Ini sebuah budaya yang lama ada di antara kita, namun sudah mulai ditinggalkan.”
Bertutur mempunyai beberapa makna.
- Pertama, anak-anak membaca sebuah perikop Kitab Suci bagi anak-anak yang sudah dapat membaca, atau mendengarkan dari orangtua untuk anak-anak ketika orangtua mereka membacakan sebuah perikop Kitab Suci.
- Kemudian mereka merekam dan mengendapkan dalam pikiran mereka masing-masing.
- Selanjutnya anak-anak mengolah kembali sesuai kemampuan masing-masing dan pada waktunya menyampaikan pesan perikop itu dengan vokal khas anak-anak disertai dengan gerakan tangan yang menguatkan dan mimik wajahnya yang lucu dan menggemaskan.
Menggunakan media
Suster Clara Donata PIJ mengapresiasi orangtua yang juga mempersiapkan media untuk putera-puteri mereka dalam festival bertutur.
Media itu berupa gambar-gambar yang dibuat sendiri oleh orangtua untuk mendukung cerita yang hendak disampaikan.
Hal ini untuk menghindari jeda atau hilangnya cerita yang disampaikan oleh putera-puterinya. Sebaliknya, alur bertuturnya menjadi lancar dengan bantuan media tersebut.
Sebagai tahap awal, Festival Bertutur Kitab Suci boleh dikatakan berhasil dari segi partisipasi peserta.
Pelaksanaan dalam arti semua anak yang mendaftar dapat tampil satu per satu dan para juri yakni Suster dan Frater yang ditunjuk juga dapat melaksanakan tugasnya.
Para orangtua juga berhasil mengenalkan Sabda Tuhan kepada putera-puterinya sejak dini.
Festival yang juga mendapat perhatian dari segenap umat Paroki Katedral Malang berlangsung di Pusat Pastoral Gedung Widya Bhakti pada Minggu 29 September 2019.
Kredit foto: Panitia Festival