SEKARANG ini mulai marak istilah servant leadership. Pemimpin yang punya semangat dan jiwa pelayanan; bukan dilayani.
Kalau dalam bahasa pemerintahan, maka bukan lagi pamong praja tapi pamong masyarakat yang melayani.
Kepemimpinan dalam organisasi, lembaga, komunitas maupun persekutuan dan paguyuban menjadi roda penggerak yang menghantarkan anggota, warga maupun umat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Kepemimpinan dalam skala kecil pada paguyuban umat Katolik lingkungan maupun wilayah dalam lingkup paroki menjadi penting untuk tujuan paguyuban.
Kepemimpinan yang melayani menjadi tajuk Sarasehan Kepemimpinan yang diadakan di Paroki Santo Paulus Kleco, Surakarta Minggu 2 Juli 2023 lalu. Sarasehan yang diikuti ketua lingkungan dan ketua wilayah sebanyak 72 orang menghadirkan FX Hadi Rudyatmo, mantan Wali Kota Surakarta 2016-2021 dan pelayan Gereja sebagai prodiakon Gereja Santa Maria Regina Purbowardayan Surakarta
Kepala Paroki Santo Paulus Kleco Romo Aloysius Kriswinarto MSF dalam kata pengantar sebelum sarasehan menyampaikan, kepemimpinan Ketua Lingkungan dan Ketua Wilayah yang berkualitas diperlukan karena Ketua Lingkungan dan Ketua Wilayah merupakan ujung tombak Gereja untuk melayani umat.
“Kepemimpinan yang melayani menjadi ciri khas kepemimpinan Gereja sehingga syering dan sarasehan untuk belajar bersama kepemimpinan yang melayani menjadi bekal para Kaling dan Kawil menjalankan tugas perutusannya,” kata Romo Kriswinarto.
Merawat Pancasila pada dasar iman
FX Hadi Rudyatmo dalam sarasehan mengemukakan, ketua lingkungan dan ketua wilayah merupakan pemimpin, mengayomi umat di lingkungan dan wilayahnya. Mereka membawa aspirasi untuk disampaikan pada dewan paroki dalam penyusunan program Gereja untuk membangun umat.
“Menjadi pelayan yang dilayani bukan hanya umat tetapi juga masyarakat maka semangat 100% Katolik 100% Indonesia harus selalu dibawa oleh ketua lingkungan dan masyarakat,” kata Rudi.
Lebih lanjut Rudi mengungkapkan dalam kepemimpinan ketua lingkungan dan ketua wilayah perlu mengembangkan seni memimpin dan mengelola aspirasi. Nilai-nilai iman Kristiani itulah yang perlu diberdayakan dalam kegiatan menggereja dan bermasyarakat.
“Faktor pengendalian diri bagi Ketua Lingkungan dan Ketua Wilayah diperlukan agar bisa meneladan hidup tokoh-tokoh Katolik seperti Mgr. Soegiyopranoto dan IJ Kasimo,” kata Rudi.
Rudi mengajak ketua lingkungan dan ketua wilayah berani menjadi lilin yang memberi terang dan memberi teladan “lurik” yaitu lurus dan baik.
“Melalui refleksi iman Katolik nilai-nilai dalam Pancasila bisa diimplementasikan dengan mewujudkan cinta kasih di NKRI yang kita cintai,” kata Rudi.