Paroki Kristus Raja Ungaran, Jateng: Festival Pangan Lokal Non-Beras

0
448 views
Festival makan dalam rangk Hari Pangan Sedunia di Paroki Kristus Raja Ungaran, Kab. Semarang, Jateng. (Ist)

HARI Minggu ini tanggal 30 Oktober 2016 . Dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia 2016, Tim Kerja (Timja) PSE Paroki Kristus Raja Ungaran bekerja sama dengan Ibu-ibu Paroki menyelenggarakan Festival Pangan Lokal Non-Beras.

Menurut Joko, Timja PSE Kristus Raja Ungaran, festival ini diselenggarakan dengan latar belakang keprihatinan bahwa budaya makan kita terdesak oleh budaya maka fast food dari luar negeri. Bahan-bahan pun diimpor, padahal bahan pangan tradisional kita berlimpah. Kerenanya, bahan-bahan pangan lokal non-beras perlu disajikan secara menarik agar anak-anak cinta makanan lokal. Potensi umbi-umbian dan palawija diangkat menjadi produk yang menarik. Dibuat dan disajikan tanpa bahan pewarna, pengawet dan tambahan lain yang berbahaya bagi kesehatan kita.

Makanan dibuat murni sebagai pangan bergizi organik.

Wiwik dan Mardini sebagai anggota panitia menambahkan bahwa peserta adalah lingkungan-lingkungan dan kelompok di Paroki Ungaran. Ada sebanyak 34 peserta.

“Juri dihadirkan dari Fakultas Teknologi Pangan Unika Soegijapranata, Stipari Semarang dan Hotel Graha Santika,” kata mereka.

“Festival ini bertujuan mengembangkan pangan lokal non-beras, menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan nilai jual produk lokal serta menumbuhkan kewirausahaan demi menambah penghasilan,” tambah mereka.

ungaran-hps
Kroket berbahan baku singkong dalam Festival Makanan Lokal non beras di Paroki Kristus Raja Ungaran dalam rangka Hari Pangan Sedunia, Minggu 30 Oktober 2016. (Ist)

Kebersamaan plus persaudaraan

Festival ini diharapkan pula meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan.

Para perserta dalam festival ini tampak senang, gembira, bangga, dan puas bisa berkreasi. Ibu Dwi, peserta dari Lingkungan Yakobus Alfeus, misalnya, tetap semangat dan gembira meski harus mulai memasak sejak pukul 03.00 WIB demi ikut festival ini. Demikian pula dengan Bu Rini dari Lingkungan Petrus. Hal serupa disampaikan Bu Wiyono dan Ratih dari Lingkungan Paulus  yang menyajikan wingko babad, martabak, sosis dari singkong.

Kabid Diakonia Paroki Ungaran, FX Supardiman memiliki harapan, festival ini untuk memfasilitasi agar hasil karya para ibu itu kian diperluas. Festival ini juga diharapkan meningkatkan distribusi dan penghasilan. “Ke depan sinergi dengan Koperasi Kasih Artha Sarana di Paroki untuk memasarkan produk tersebut. Misalnya, untuk acara-acara paroki baik kalau konsumsi makanan kecil dipesankan dari produk sendiri yang dibuat oleh mereka,” kata FX Supardiman.

Melalui peringatan Hari Pangan Sedunia dan Bulan Misi ini, Paroki Kristus Raja Ungaran bersyukur atas segala kelimpahan yang sudah diberikan Tuhan kepada umat. Harapannya, semakin kuat hidup doa kita, akan semakin kuat pula daya dorong untuk peduli kepada sanak saudara yang kekurangan dan kelaparan melalui tersedianya pangan dari produk lokal. Dengannya, keluarga-keluarga juga diajak kian nyata ambil bagian dalam tugas misioner Gereja mewartakan Sukacita Injil. Lingkungan-lingkungan dan paguyuban yang hidup di paroki pun menjadi sarana penguatan pangan dan solidaritas bagi semua

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here