Paroki Kumetiran Yogyakarta: Paskah Diawali “Ramai-ramai” Swab Antigen

0
285 views
Tim medis RS Panti Rapih saat mengambil sampel lendir Romo Y. Dwi Harsanto. (ist)

JELANG Pekan Suci menyambut Perayaan Paskah tahun ini, Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Paroki Kumetiran di Yogyakarta menggelar swab antigen. Pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi Covid-19 menggunakan tes swab antigen itu diperuntukkan bagi pelayan dan petugas peribadatan.

“Kegiatan swab antigen ini kami maksudkan untuk memberi rasa aman kepada umat yang akan merasayakan Pekan Suci, baik Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung,  dan saat Perayaan Minggu Paskah nanti,” kata Pastor Kepala Paroki Kumetiran, Romo Yohanes Dwi Harsanto Pr, saat menjalani swab antigen di panti paroki setempat, Sabtu (27/3/2021).

Pemeriksaan swab antigen ini kerjasama dengan Rumah Sakit (RS) Panti Rapih, Yogyakarta.

Panitia Paskah yang terdaftar mengikuti swab antigen tercatat ada sejumlah 34 orang, namun dalam pelaksanaannya lebih dari jumlah tersebut karena ada sebagian menyusul ikut tes swab antigen. “Dari petugas Panti Rapih memberi keleluasaan,” tutur Romo Santo, sapaan akrabnya.

Imam Projo Keuskupan Agung Semarang (KAS) ini, lebih lanjut menyebutkan Panitia Paskah yang menjalani swab antigen antara lain dari petugas kemanan, pelayan liturgi atau peribadatan, tim teknis yang menangani pelaksanaan misa live streaming, hingga bagian dapur.

Diakui sebagian dari mereka, sebelumnya sudah ada yang mengikuti imunisasi Covid-19 secara massal tahap pertama. “Untuk lebih memberi kepastian juga bagi pelayan dan petugas Gereja, bahwa dirinya sehat dan tidak terpapar Covid,” kata Romo Santo.

Tema Paskah kali ini bertema “Bertumbuh Dalam Kristus, Berbuah Dalam Hidup”, yang secara internal diharapkan relasi umat dengan Tuhan semakin erat. “Dan secara ekternal, kita berkontribusi untuk mensejahterakan secara umum bersama anggota masyarakat yang  lain,” ujar dia.

Vikep KAS Kategorial ini juga menjelaskan di tengah pandemi saat ini, ritual dalam Pekan Suci dan Perayaan Paskah, ada yang harus digantikan caranya supaya lebih aman dari virus corona.

Tim medis RS Panti Rapih saat mengambil sampel lendir peserta. (ist)

Ditunjuk contoh adegan pembasuhan kaki para Rasul, digantikan dengan mendoakan umat. Kemudian melambai-lambaikan daun palem oleh umat pada saat Perayaan Minggu Palma, cukup dengan pemberkatan daun palem oleh imam di depan altar.

Saat Tuguran Kamis Putih pun digantikan dengan adorasi Sakramen Maha Kudus secara singkat. ”Ini sesuai intruksi Vatikan dan Keuskupan,” sebut Romo Santo.

Seperti gereja lainnya, Gereja Kumetiran pun saat Pekan Suci dan Perayaan Paskah membatasi jumlah umat yang akan mengikuti Misa. “Kami menerapkan kuota perwilayah.

Kalau biasanya Misa Paskah diikuti 1.300 umat sesuai kapasitas Gereja, hingga  2.000 umat, sekarang hanya boleh diikuti 370 umat saja sekali misa. Tapi misa yang biasanya lima kali menjadi sebelas kali, termasuk di Stasi Santa Lidwina Bedog,” terang dia.

Sementara, WakIl Ketua II Dewan Paroki sekaligus Sekretaris Satgas Covid-19 Paroki Kumetiran, Antonius Joko Tirtono minta agar umat yang hendak mengikuti Perayaan Pekan Suci dan Paskah, memastikan diri benar-benar sehat pada lima hari sebelum ke Gereja.

“Kalau badan merasa tidak fit, sakit, ya.. sebaiknya di rumah saja, mengikuti misa secara live streaming,” imbau dia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here