Paroki Muara Bungo Jambi, Sekolah Minggu Butuh Para Pendamping

0
114 views
Para pendamping Sekolah Minggu se Paroki Muara Bungo Jambi mengikuti sesi pelatihan dua hari untuk pengayaan pengajaran iman Katolik kepada anak-anak bina iman. (Riyandi Paska)

SUASANA masih cukup cerah kendati hari sudah mulai senja. Lambat laun di sekitar area gereja mulai berdatangan beberapa umat dari berbagai stasi Paroki St. Paulus Muara Bungo.

Saat itu, Seksi Bina Iman Anak Paroki St. Paulus Muara Bungo mengadakan kegiatan pertemuan bersama para pendamping Sekolah Minggu separoki.

Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari (15-16/07/2023) di lobi TK Xaverius Muara Bungo. Tema yang diusung dalam pertemuan ini adalah “Aku diberkati, aku dipanggil, aku melayani; Menjadi Pendamping Anak-anak, Masa Depan Gereja”.

Tampak sebanyak 32 peserta menghadiri pertemuan.

Sebelum acara dimulai, para peserta melakukan pendaftaran. Acara pun dimulai dengan penyampaian kata sambutan, doa dan perkenalan. Sambutan disampaikan oleh Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Paroki St. Paulus Muara Bungo.

Arah jarum jam: Poster kegiatan; suasana diskusi asyik para pendamping Sekolah Minggu se Paroki Muara Bungo Jambi; paparan dari G. Suryadi; Romo Bene OFMCap tengah memberi paparannya. (Riyandi Paska)

Butuh para pendamping Sekolah Minggu

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Paroki St. Paulus Muara Bungo, P. Simbolon mengucapkan selamat datang kepada para peserta yang hadir dalam kegiatan pertemuan.

“Selamat datang dan selamat mengikuti pertemuan para pendamping Sekolah Minggu. Terimakasih sudah menaggapi undangan pertemuan ini. Semoga selepas dari mengikuti kegiatan ini, banyak hal yang didapat dan para pendamping semakin semangat dalam mendampingi anak-anak sekolah Minggu di mana pun pendamping berada,” ujarnya.

Di hari pertama, para peserta mengikuti beberapa sesi kegiatan. Sesi kegiatan tersebut diantaranya: pengisian kuisioner dan sharing dalam kelompok sebagai tindak lanjut dari pengisian kuisioner.

Dari sesi ini ternyata dijumpai berbagai fenomena dari berbagai stasi tentang situasi seputar Sekolah Minggu. Misalnya ialah masih kurangnya tenaga pendamping Sekolah Minggu di beberapa stasi dan bahan ajar yang belum dimiliki secara lengkap.

Sesi berikutnya dilanjutkan dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh Romo Benediktus Sihura OFMCap.

Mengawali sesinya, pastor paroki yang akrab disapa Romo Bene ini menyampaikan materi tentang “Menerima Panggilan untuk Melayani”.

“Pendamping Sekolah Minggu itu merupakan tenaga sukarelawan Gereja yang bersedia berkorban waktu dan tenaga demi perkembangan iman anak-anak”, tandasnya.

Ia juga menyampaikan spiritualitas atau semangat seperti apa yang harus dijiwai oleh pendamping sekolah minggu.

Sembari menyampaikan hal itu, Romo Bene OFMCap juga memberikan peneguhan bagi para pendamping Sekolah Minggu dalam akhir sesi penyampaian materi yang disampaikan.

“Kepada pendamping Sekolah Minggu, terimakasih atas pengurbanan yang telah diberikan bagi Gereja. Dalam melaksanakan tugas sebagai pendamping, tentu ada hambatan dan tantangan.

Dalam situasi demikian, hendaknya tetap mengandalkan Tuhan, agar kepada anda dicurahkan Roh Kudus untuk semakin semangat dan senantiasa diteguhkan dalam perutusan,” ungkapnya.

Kegiatan hari kedua

Acara di hari pertama ditutup dengan doa malam dan kegiatan akan dilanjutkan pada hari kedua.

Di hari kedua, para pendamping Sekolah Minggu belajar mengenal lagu rohani anak-anak yang sekiranya bisa digunakan dalam pertemuan Sekolah Minggu.

Hal tersebut bertujuan agar dalam mendampingi anak-anak, ada lagu baru yang bisa digunakan sebagai selingan pertemuan Sekolah Minggu.

Di hari yang sama, para peserta juga disuguhkan materi yang telah disiapkan. Materi pertama di hari kedua disampaikan oleh G. Suryadi, tokoh umat Paroki St. Paulus Muara Bungo.

Dalam pengantarnya, ia mengajak para peserta sejenak untuk mengenal profil Paroki St. Paulus Muara Bungo. G. Ia menyampaikan materi tentang “Kualitas Diri Pendamping BIAK/SekolahMinggu”.

Dalam penyampaian materinya, ia menekankan pentingnya kualitas diri yang harus dimiliki oleh pendamping Sekolah Minggu.

“Pendamping Sekolah Minggu hendaknya memiliki nilai yang lebih di dalam dirinya, nilai tersebut ialah kualitas diri.

Misalnya saja mempunyai pengetahuan seputar iman yang lebih dari anak-anak, agar ketika ada anak yang bertanya, pendamping sanggup menjelaskan kepada mereka,” katanya.

Arah jarum jam: Sambutan dari Ketua DPP Pak Simbolon; Paparan dari Johanes Suwarno; Acara permainan dengan arahan dari Johanes Suwarno. (Riyandi Paska)

Seni pendampingan

Dalam pertemuan ini, para pendamping juga diajak untuk belajar materi tentang “Seni Mendampingi Anak dan Remaja Katolik”.Materi tersebut disampaikan oleh Johanes Suwarno, tokoh umat Paroki St. Paulus Muara Bungo.

Pada sesi ini lebih banyak melakukan kegiatan praktik mengajar, di mana juga diselingi dengan permainan penyegaran pertemuan yang disampaikan oleh pemateri.

“Para pendamping, hendaknya kita memiliki seni atau cara mengajar yang dapat menarik perhatian anak-anak. Kita harus mengetahui bagaimana cara mengajar yang tidak membosankan bagi anak dan dapat menarik perhatian mereka.

Nanti kita akan mempraktikkan beberapa permainan yang juga merupakan sarana pembelajaran bagi mereka. Dengan demikian, pertemuan sekolah minggu tidak membosankan bagi anak,” tandasnya.

Pendamping Sekolah Minggu: Diberkati, Dipanggil dan Melayani

Para pemateri berharap setelah diadakannya pertemuan ini para pendamping mendapat hal baru yang berguna bagi mereka kelak ketika mengajar kegiatan sekolah minggu di tempat mereka masing-masing.

Dengan demikian, hal-hal baru yang mereka peroleh dapat dibagikan kepada anak-anak.

Jeni Wulandari, salah satu pendamping Sekolah Minggu dari stasi, turut menyampaikan kesan yang di dapat setelah mengikuti kegiatan pertemuan.

“Acaranya seru karena materi yang disampaikan sangat menarik, ditambah lagi dengan diselingi permainan penyegaran pertemuan yang menyenangkan. Harapannya pertemuan seperti ini bisa juga diadakan untuk anak-anak sekolah minggu, misalnya dalam bentuk rekoleksi,” ujarnya.

Acara pertemuan pendamping Sekolah Minggu se paroki ditutup dengan doa dan foto bersama. Satu per satu para peserta meninggalkan area pertemuan dan kembali ke rumah mereka masing-masing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here