DENGAN melihat ke depan perkembangan Kota Balikpapan sebagai kota industro dan bisnis pintu gerbang Timur Kalimatan, kemukiman semakin luas. Di mana ada pemukiman baru di situ ada umat baru.
Perluasan permukiman Balikpapan sekitarnya misalnya: Balikpapan Baru, Sepinggan, Km 4 sampai Km 15 ke arah Samarinda memungkinkan terbentuknya kelompok umat yang baru, yang butuh perhatian dan pelayanan tersendiri.
Seperti gambaran perkembangan stasi stasi sebrang di atas. Amatlah mendesak dipikirkan masa depan Gereja di Balikpapan dan sekitarnya.
Maka wilayah reksa pastoral antara dua paroki di Balikpapan: Santa Theresia Prapatan dan Santo Petrus & Paulus Dahor perlu diperjelas dan rencana pemekaran dua paroki ini perlu dirumuskan secara tajam.
Pemikiran ini sudah dibicarakan dalam rapat Kevikepan Pantai bulan Januari 1998 di Pastoran Stasi Karang Joang Km 15 dan bulan Mei 1998 di Pastoran Santo Lukas Temindung Samarinda.
Hasil keputusan rapat Kevikepan Pantai sebagai berikut:
- Paroki St. Theresia Prapatan mempersiapkan daerah Sepinggan–pesisir pantai menjadi sebuah paroki baru.
- Stasi stasi seberang yang dulu dilayani Paroki Prapatan (Babulu Darat, Sebakung, ITCI, Semoi dan Petung) diserahkan kepada Paroki dahor. Paroki St Petrus & Paulus Dahor mempersiapkan seluruh stasi Seberang (stasi dari Paroki Prapatan + Dahor) menjadi sebuah paroki baru.
Untuk pelaksanaan pemekaran ini diserahkan kedua pastor paroki.
Masa Peralihan (1998–2000)
Cara dan gaya berpastoral memang bisa beda, tetapi tetap menuju satu visi yaitu pembangunan jemaat dari bawah. Reaksi umat yang dilayani juga berbeda-beda.
Dimana mana situasi seperti itu sama bila terjadi pergantian pengurus atau pergantian pastor paroki. Masa transisi adalah waktu untuk mencari titik temu dan penyesuaian antara umat dengan petugas pastoral, kebijakan pastoral, jadwal pelayanan, dls.
Masa ini bisa cepat dan bisa lambat, tergantung dari tingkat kesadaran dan kesediaan untuk menerima “yang baru” (walaupun masih tetap yang lama)
Beberapa terobosan dalam masa peralihan
- Tambahan jadwal turne
Perayaan Ekaristi biasanya sebulan sekali pada saat pastor turne. Selain jadwal turne pada hari Minggu tertentu, hari hari biasa ada tambahan misa, sesuai dengan kesempatan yang diberikan oleh pastor. Tambahan waktu turne dimaksudkan untuk mempelajari dan mengenal umat dan kebiasaan yang sudah berjalan di stasi
- Kunjungan antar stasi
Umat di lingkungan Paroki Dahor Balikpapan terbiasa dengan tugas pelayanan di stasi stasi setiap bulan. Lewat pelayanan ini, umat dari lingkungan dapat saling mengenal umat di stasi.
Tentunya untuk mengenal lebih jauh umat stasi termasuk kesulitan kesulitan yang dialami itu dibutuhkan proses dan interaksi. Proses dan interaksi yang sederhana adalah lewat pelayanan Ibadat Sabda
Turne pastor ke stasi disertai dengan beberapa umat dan pengurus stasi lain membuat saling mengenal antar umat stasi yang terdekat. Mengenalkan umat dari satu stasi dengan stasi yang lain merupakan proses saling memperlajari apa yang menjadi kegembiraan dan keprihatinan umat di stasi stasi.
Ada peneguhan dan dorongan semangat untuk mengembangkan stasinya. Ada keterbukaan bahwa umat di suatu tempat tidak merasa sendirian atau terpencil, ternyata ada persaudaraan seiman yang meneguhkan.
- Ekaristi Bersama
Selama dua tahun persiapan (1998–2000) ada Perayaan Ekaristi Natal dan Paskah Bersama di Penajam sebagai calon pusat paroki. Umat dari berbagai stasi datang ke Penajam.
Tugas liturgi sudah dibagikan ke stasi stasi. Konsumsi dan akomodasi lainnya ditanggung oleh setiap stasi. Tiga hari sebelum puncak perayaan, beberapa umat dari perwakilan stasi berkumpul di Penajam untuk memasang tenda, dekorasi, masak .
Pada hari perayaan, umat seluruh stasi di wilayah seberang berkumpul di Penajam. Kebersamaan ini adalah proses menuju penyatuan persaudaraan umat di seberang yang berdiaspora. Dengan kegiatan ekaristi bersama, kesadaran dan pandangan umat makin dikuatkan sebagai saudara, jemaat yang mendapat pelayanan pastoral dalam satu wilayah teritorial.
Empat lembar kertas copi berisi catatan sejarah Paroki Penajam ditulis kembali oleh Liem Tjay.
Beginilah sebuah catatan memori 20 tahun yang lalu: sebuah perjalanan sejarah Gereja menuju Penajam Paroki baru yang terlupakan .
Butir-butir pesan dan catatan sekarang
Dengan membaca kembali tulisan ini, Liem Tjay menemukan butir butir pesan dan catatan sejarah Gereja yang bermakna bagi hidup Liem Tjay sebagai imam dan umat-Nya di zaman sekarang
- Peristiwa kelahiran Paroki Penajam tidak lepas dari campur tangan Tuhan Yesus Sang Misionaris Agung dalam sebuah perjalanan sejarah misi yang panjang menuju Gereja Umat Allah yang mandiri.
Paus Fransiskus mengajak kita untuk meneladani Yesus Putera Tunggal Allah, yang telah memberikan diri-Nya bagi keselamatan umat manusia. Ia rela menyerahkan diri-Nya, demi cinta-Nya, dan ketaatan-Nya kepada Bapa. “Sama seperti Yesus sepenuhnya menyelesaikan misi-Nya dengan mati di kayu salib, kita menemukan diri kita tepat ketika kita memberikan diri kepada orang lain”, demikian yang ditulis oleh Paus Fransiskus dalam pesan Minggu Misi.
- Panggilan jiwa para pendahulu di Balikpapan sebagai misionaris tidak sia-sia. Pengurbanan dan jerih payah tetesan keringat misioner mereka menghasilkan buah kegembiraan lahirnya Gereja di wilayah Tanah Pasir. Inilah warisan rahmat yang boleh dinikmati oleh Liem Tjay generasi penerus dan kini.
- Mengingatkan kembali para pastor di Paroki SantaTheresia Balikpapan yang pernah melayani umat di Stasi Babulu Darat, Sebakung, Petung, ITCI Kenangan, Semoi:
- Romo Yan Mangun Pr.
- Romo Tjokroatmojo MSF.
- Romo Tomowijoyo MSF.
- Romo Frans Huvang Hurang MSF.
- Romo Ding Jenau Pr.
- Romo Lukas Huvang MSF.
- Mengingatkan kembali para pastor di Paroki Santo Petrus & Paulus Dahor Balikpapan yang pernah melayani umat Stasi Penajam, Jenebora, Teluk Waru:
- Pastor Piero Mitro Darmo OMI.
- Pastor Pancrazio OMI.
- Pastor Mario Bertoli OMI.
- Pastor Carlo Bertolini Yalai OMI.
- Pastor Yoseph Aman Dopogon Rebussi OMI.
- Mgr. Sului Florentinus MSF bersama Kuria, Dewan Consultores, para Imam Kevikepan Pantai selama empat tahun (1997 -2001) mengadakan proses persiapan bersama umat (Dewan Paroki, Dewan Stasi) untuk memetakan dan memekarkan daerah misi di seberang Samarinda dan Balikpapan. Ini agar pelayanan umat lebih effektif; menuju Gereja yang mandiri. Maka lahir dan berdirilah tiga paroki yaitu: Paroki Hati Kudus Yesus Mangkupalas (1999), Paroki Santa Maria Fatima Penajam (2000) dan Paroki Santo Clemens Sepinggan (2001).
- Tokoh tokoh umat dan umat yang lama menetap dan hidup berdiaspora di stasi stasi wilayah seberang adalah cikal bakal, tumbuhnya akar iman berdirinya umat basis. Lewat kehidupan keluarga, mereka menjadi ragi dan saksi iman. Keberadaan mereka adalah gereja mini dan akhirnya menjadi kelompok umat yang besar, yang diakui sebagai sebuah paroki.
Paus Fransiskus mengatakan, “Misi kita, panggilan kita, kesediaan kita untuk diutus berasal dari panggilan-Nya sendiri sebagai “Misionaris Bapa”. Panggilan pribadi kita berakar pada fakta bahwa kita adalah putera dan puetri Allah di Gereja”
Keterikatan melawan lupa dengan kini
- Bagi Liem Tjay, mengenang kembali para pendahulu dan para pengurus dan umat yang hidup dan sudah mulai merintis, merupakan penghargaan yang tinggi dan rasa syukur dan terimakasih atas pengurbanan,perjuangan mereka untuk misi dan umat.
Para pendahulu adalah guru, misionaris sejati.
- Para pendahulu telah meletakkan dasar misi, arah pastoral dengan menekankan pelayanan misioner untuk pembangunan Gereja sebagai Misionaris, seperti yang dijelaskan oleh Paus Fransiskus bahwa secara khusus Gereja itu “melanjutkan misi Yesus dalam sejarah”. Demikianlah anggota Gereja yang telah dibaptis dan diutus dalam nama-Nya. Melalui kesaksian dan pemberitaan Injil kita, Allah melanjutkan “untuk menyatakan kasih-Nya”. Inilah cara-Nya yang mampu “menyentuh dan mengubah hati, pikiran, tubuh, masyarakat, dan budaya di setiap tempat dan waktu.”
- Liem Tjay dapat hidup dan tinggal di Penajam karena mereka (pastor pendahulu dan tokoh-tokoh umat yang lama) lebih dulu ada dan berkarya. Keberadaan mereka membuat Liem Tjay terbentuk menjadi seorang imam misionaris sampai kini.
Ini yang harus diingat dan disyukuri sebagai warisan rohani dalam sejarah Gereja.
Tepian Serayu, Banyumas
Minggu Misi, 18 Oktober 2020
Liem Tjay
(Selesai)