Paroki St. Arnoldus Bekasi: Kemajemukan Harus Berlandaskan Sikap Menghargai dan Rendah Hati

0
1,435 views
Pastur Levi (baju kuning ) menyanyikan lagu campursari bersama panitia dalam kegiatan penggalangan dana Misa Inkulturasi Jawa di Gereja Santo Arnoldus Janssen Bekasi, Minggu (22/7/2018)

MENJAGA persatuan, kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bermasyarakat, sesuai sila-sila Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 adalah tanggungjawab setiap warga negara.

Ada banyak cara yang dilakukan Otoritas Gereja Katolik guna menjaga kebhinnekaan atau pluralitas, selain juga untuk memperkuat kualitas iman diantara umat.

Pastur Paroki Santo Arnoldus Janssen Bekasi, Romo Flavianus Levi Lidi SVD mengatakan, umat Gereja Santo Arnoldus Bekasi saat ini sudah berjumlah sekitar 25 ribu orang  Mereka ini terdiri berbagai suku, etnis dan latar belakang.

Menurut Levi, perbedaan dan pluralitas itu harus disyukuri, dirajut dan terus dibina agar semangat kerukunan dan persatuan dapat terus terjaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kemajemukan di antara umat harus berlandaskan penghayatan iman yang baik, saling menghargai, sikap rendah hati, mau belajar budaya orang lain dan dimaknai sebagai sebuah kekayaan. Karena,jika tidak dilandasi semangat persatuan, kebhinekaan justru akan menjadi bumerang,” ujar pastor asal NTT, Minggu (22/7/2018).

Pastur Levi  sudah berkarya selama 3,5 tahun di Paroki Arnoldus. Ia berpesan kepada seluruh umat akan adanya potensi perpecahan di masyarakat.

Oleh karena itu, kata dia, Gereja mengajak kepada seluruh umat untuk hidup berdampingan dengan lingkungan sekitar dalam semangat kemajemukan, saling menghargai serta terlibat aktif dalam kegiatan bermasyarakat.

Gereja yang terlibat

“Gereja Katolik Paroki Arnoldus Janssen Bekasi terus menggelorakan semangat persatuan dan selalu ambil bagian dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat jasmani atau rohani kepada masyarakat sekitar seperti kegiatan buka bersama dan saling mengunjungi kepada umat beragama lain,” tambah Pastur Levi.

Berdarah NTT, tapi kali ini Pastur Levi ingin menikmati citarasa budaya khas Jawa dengan ikut menyanyi langgam campursari. (Stanislaus Jumar Sudiyana)

Sejalan dengan semangat dan merajut kebhinnekaan tersebut, Paroki Arnoldus Bekasi selalu memfasilitasi dan mendukung setiap kegiatan umat. Salah satunya adalah penggalangan dana untuk Misa Inkulturasi Berbahasa Jawa pada tanggal  9 September 2018 mendatang.

Selain itu, misa inkulturasi dari berbagai suku yang ada di Umat Arnoldus Bekasi juga terus diagendakan oleh panitia, seperti Misa Inkulturasi Batak, Flores, Toraja, Tionghoa yang bertujuan memupuk persaudaraan dalam semangat pluralitas  di antara umat.

Hal ini sejalan dengan arah dasar Gereja Keuskupan Agung Jakarta sebagai persekutuan dan gerakan umat Allah bercita-cita menjadi pembawa sukacita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah yang Maha Rahim dengan mengamalkan Pancasila demi keselamatan manusia dan keutuhan ciptaan.

Hari  Minggu (22/7/2018) Pastur asal NTT itu tampak fasih menyanyikan lagu-lagu campursari khas Jawa seperti Perahu Layar, Cucak Rowo, Lingsir Wengi dengan menggunakan baju adat Suku Jawa dalam penggalangan dana untuk Misa Inkulturasi di Halaman Parkir Gereja Santo Arnoldus Janssen Bekasi.

Kredit foto: Stanislaus Jumar Sudiyana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here