PADA hari Kamis, 25 Januari 2018 lalu, Paroki St. Fransiskus Xaverius Dumai, Riau, telah menjadi tuan rumah bagi misa Tahbisan Diakonat untuk Frater Bonar Sinabariba Pr, calon imam diosesan Keuskupan Padang.
Bapak Uskup Diosis Padang, Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap, menjadi imam selebran utama sekaligus Uskup Penahbis dalam misa Tahbisan Diakonat ini. Misa dimulai pkl. 17.00 WIB dan berakhir pkl. 19.00 WIB.
Misa Tahbisan Diakonat ini dihadiri oleh belasan imam dari paroki-paroki se-Rawil Riau, bersama sejumlah rohaniwan-rohaniwati, serta 500-an umat paroki, baik dari pusat paroki maupun dari stasi-stasi.
Misa berlangsung meriah dengan iringan koor gabungan umat Paroki Dumai.
Makna Tahbisan Diakonat
Dalam homilinya, Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap menjelaskan arti dan makna Tahbisan Diakonat bagi Gereja. Ia menegaskan, martabat pelayanan itu merupakan dasar fundamental bagi martabat imamat yang sesungguhnya.
Dalam upacara penahbisan diakon baru ini, Mgr. Martinus didampingi oleh Asisten I, Pastor Martinus Suparjiya Pr dan Asisten 2 Pastor Toto Puji Wahyulistyanto.
Setelah misa tahbisan rampung, berlangsung acara ramah tamah dan makan bersama di halaman samping gereja paroki. Ada pelbagai hiburan yang ditampilkan oleh umat Paroki Dumai dan paroki lain, serta sambutan Pastor Paroki, Bapak Uskup, orangtua diakon baru, dan Diakon Bonar Paulus Sinabariba sendiri.
Misa Tahbisan Diakonat dan ramah tamah ini berjalan baik dan lancar hingga berakhir pada pkl. 22.00 WIB.
Semoga peristiwa ini, menggugah hati kaum muda Katolik di Paroki Dumai dan sekitarnya untuk mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dengan menjadi pelayan-pelayan-Nya.
Umat yang hadir memiliki kesan tersendiri atas terselenggaranya misa Tahbisan Diakonat ini, karena hal itu merupakan peristiwa yang baru pertama kali terjadi Gereja Katolik Dumai. Meski bukan ‘tahbisan besar’ Sakramen Imamat, namun peristiwa misa Tahbisan Diakonat ini sungguh meninggalkan kesan mendalam di hati umat.
Ini merupakan anugerah dan kepercayaan Bapak Uskup Diosis Padang untuk Paroki Dumai. Hal ini secara tidak langsung menjadi promosi panggilan bagi umat Paroki Dumai.
Profil singkat
Diakon Bonar Paulus Sinabariba Pr lahir di Solok, 9 Juli 1990. Ia adalah anak dari pasangan orangtua yakni Bapak AB Sinabariba dan Ibu Ny. E. Martina Turnip. Ia adalah anak kedua dari empat orang bersaudara kandung dan berasal dari Stasi Solok, Paroki St. Barbara Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ia menyelesaikan sekolah pendidikan dasarnya di SD Negeri 08 VI Suku –Solok, SMPN 1 Solok, dan kemudian SMAK Xaverius Padang.
Perjalanan panggilan
Setelah itu, Bonar Paulus Sinabariba Pr masuk kelas Retorika Seminari Christus Sacerdos di Pematangsiantar, Sumut (2008-2009), Seminari Tahun Orientasi Rohani St. Markus juga di Pematangsiantar (2009-2010).
Ia mulai studi filsafat dan teologi di Seminari Tinggi St. Petrus Sinaksak Pematangsiantar (2010-2014); lalu menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Paroki Katedral Padang (2014-2015), hingga akhirnya berhasil menyelesaikan studi S1dan tinggal di Seminari Tinggi St. Petrus Sinaksak Pematangsiantar (2015-2017).
Usai studi selesai, Bonar lalu menjalani tahun persiapan Diakonat di Paroki St. Fransiskus Xaverius Dumai (2017-2018) dan akhirnya menerima Tahbisan Diakonatnya di Paroki Dumai hari Kamis lalu.
proficiat untuk tahbisan diakonat untuk diakon bonar sinabariba….sedikit saran untuk penulisan gelar bagi frater diosesan dan diakon diosesan….tidak memakai embel “Pr” sebagaimana yang tertulis dalam berita tahbisan di atas…..Pr itu artinya Presbiter = Imam….jadi gelar itu hanya dikenakan bagi orang yang sudah menerima tahbisan imamat…semoga membantu. Tuhan memberkati kita.
Pr di sini adalah “praja”, bukan presbiter.
“praja” itu bukan isitilah resmi gereja…tidak ada isitilah “praja ” dalam khk