Bacaan 1: Yes 65:17 – 21
Injil: Yoh 4:43 – 54
SEBAGAI pimpinan proyek, kadang bekal yang dipunyai hanya ilmu tentang manajemen; baik manajemen proyek maupun sumberdaya manusia.
Dalam keadaan demikian, maka untuk urusan teknis, pimpinan mempercayakan kepada para profesional di bawahnya. Dengan kepercayaan penuh, tentu mereka akan bekerja maksimal mewujudkan proyek yang sedang dikerjakan.
“Pasrah bongkokan” adalah idiom dalam bahasa Jawa, bermakna menyerahkan sepenuhnya kepada orang yang dipercaya untuk menyelesaikan masalah (proyek) yang sedang dikerjakan.
Hari ini, kita membaca kisah pegawai istana kafir yang “pasrah bongkokan” kepada Tuhan Yesus karena mukjizat-mukjizat yang sudah dilakukan-Nya.
Yesus kembali ke Kana, tanpa singgah di Nazareth; karena Ia telah ditolak disitu. Hal itu didengar oleh pegawai istana di Kapernaum. Lalu ia pun menjumpai Yesus dan memaksa-Nya untuk menyembuhkan anaknya yang sekarat.
“Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” (memaksa)
Meski ia tidak mengimani-Nya, namun oleh mukjizat yang didengarnya ia percaya kepada Yesus. Pegawai istana itu menyerahkan sepenuhnya masalah anaknya yang sedang kritis itu kepada Tuhan Yesus.
Tanda dan mukjizat harus bermakna untuk lebih mendekatkan kita kepada Tuhan.
Meningkatkan iman kita kepada-Nya seperti halnya pegawai istana itu.
Mukjizat Yesus menghidupkan anaknya bukan hanya membuat pegawai Romawi itu mengimani-Nya, tetapi juga seluruh keluarganya.
Jika kita “pasrah bongkokan” kepada Allah maka sebetulnya Ia sudah menyiapkan sebuah langit dan bumi yang baru, sebagai gambaran surga.
“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.
Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan.
Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak…”
“Yerusalem Baru,” disitu tak ada lagi kesedihan, tangis, ratapan dan kejahatan sebagai gambaran dosa.
Namun penuh sukacita, makanan berlimpah dan semua penghuni mendapatkan kasih karunia hidup kekal.
“Yerusalem Baru” penuh damai dimana binatang buas saling rukun dengan ternak.
Di “Yerusalem Baru” hanya ada orang kudus, semua sudah diampuni.
Pesan hari ini
Orang yang sok religius kadang malah tidak mampu melihat “Tanda Ilahi”.
Namun mereka yang tidak mengenal Allah malah kadang mampu menangkap “Tanda Ilahi” sehingga pasrah bongkokan kepada-Nya.
Semoga kita diberi kasih karunia menikmati janji-Nya di “Yerusalem Baru”.
“Tuhan memberiku ketenangan atas apa yang sedang kualami. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”