Puncta, 19 Maret 2025
HR St. Yusup, Suami Perawan Maria
Matius 1:16. 18-21.24a atau Lukas 2:41-51a
TAHUN 2020 tepat pada Hari Raya Maria dikandung tanpa noda, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik berjudul Patris Corde (Dengan Hati seorang Bapa).
Surat Apostolik ini menandai dibukanya Tahun St. Yusuf yang berlangsung sampai 8 Desember 2021 yang lalu.
Paus Fransiskus ingin menandai peringatan 150 tahun ditetapkannya St. Yusuf sebagai pelindung Gereja Universal oleh Paus Pius IX tahun 1870.
Ada beberapa gelar disematkan kepada St.Yusuf; Pelindung Para Pekerja, Penjaga Sang Penebus, Tukang Kayu, Mempelai Sang Perawan.
Patris Corde menegaskan sifat-sifat kebapaan Santo Yusuf. Kisahnya tidak kentara di dalam Kitab Suci, tetapi peranannya dalam kehidupan awal Sang Kristus sangat besar.
Dialah yang menjadi saksi pertama Allah menjelma menjadi manusia lewat rahim Perawan Maria.
Melalui Yusuf, digenapi ramalan para nabi bahwa Mesias akan lahir dari keturunan Daud. Yusuf memiliki garis keturunan Daud yang lahir di Betlehem.
Tetapi perjuangan Yusuf juga tidak mudah. Ia harus menerima Maria yang mengandung dari Roh Kudus.
Namun dari karakter Yusuf yang luar biasa, ada satu yang paling kuat yaitu ketaatannya pada kehendak Allah. Ia taat tanpa reserve pada perintah Tuhan. Apa pun yang diperintahkan kepadanya langsung dan segera dilaksanakan.
Dalam mimpi, dia diperintahkan untuk mengambil Maria sebagai istreinya. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Ketika bayi dan ibunya terancam nyawanya oleh Herodes, Yusuf diperintahkan malaikat untuk mengungsi ke Mesir. Tanpa banyak kata, Yusuf segera melaksanakannya. Ketaatannya sungguh luar biasa.
Tidak ada satu kata pun terucap dari mulut Yusuf. Tetapi tindakannya yang segera menunjukkan ketaatan mutlak pada kehendak Tuhan. Marilah kita belajar taat pada Allah seperti Bapa Yusuf ini.
Matahari bersinar dari selatan,
Dari timur dia sudah mulai bosan.
Ketaatan jalan menuju keselamatan,
Yusuf menjadi teladan dan pedoman.
Wonogiri, belajar taat pada Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr