[media-credit name=”abdi” align=”alignleft” width=”300″][/media-credit]MAGELANG, SESAWI.NET – Sebuah patung setinggi kurang lebih dua meter akan menghiasi halaman depan Seminari Menengah Santo Petrus Kanisius, Mertoyudan, Magelang.
Saat Sesawi.net menyambangi sekolah tempat ‘penggodhogan‘ para calon pastor ini, kotak tempat meletakkan patung yang berukuran kurang lebih 120 m x 120 m ini sedang digarap para pekerja selama kurang lebih seminggu ini.
“Sebenarnya rencana ini sudah ada sejak zamannya Rm. Gustawan, rektor yang lama. Kebetulan sekarang mau ada peringatan 100 tahun Seminari, maka segera diwujudkan,” ujar Romo Sumarya SJ Rektor Seminari Mertoyudan yang baru menjabat sebagai petinggi sekolah ini awal Juli tahun ini.
Sang pembuat patung adalah seorang pemahat batu asal lereng Gunung Merapi peraih juara pertama lomba karya seni UNESCO PBB yang juga salah satu orangtua murid Seminari sendiri bernama Leonardus Ismanto.
Patung ini diharapkan selesai akhir minggu ini sehingga bisa diresmikan berbarengan dengan acara seminar Nasional Kebangsaan yang akan berlangsung pada 13 Agustus mendatang.
“Saat ini sudah berjalan 40 persen,” ujar Romo Sumarya sambil menunjukkan foto patung Santo Petrus Kanisius yang sudah mulai berbentuk di ponselnya.
Romo Marya, begitu sang rektor ini sering disapa menjelaskan bahwa patung ini seperti juga gambar-gambar dan lukisan Santo Petrus Kanisius yang terpajang di dinding-dinding kelas seminari merupakan pengingat bahwa tokoh pujangga gereja ini merupakan teladan bagi kita semua terutama para seminaris.
Petrus Kanisius dihormati sebagai pujangga gereja karena tulisannya yang banyak dan sangat bermutu. Karyanya yang terkenal adalah buku Katekismus. Karya ini terbit hingga 200 edisi dan diterjemahkan ke 12 bahasa.
Dia adalah seorang terpelajar di zamannya yang tekun, setia dan mau terus belajar, juga tokoh yang sangat memperhatikan pendidikan calon imam di seminari-seminari.