Puncta 13.08.22
Sabtu Biasa XIX
Matius 19: 13-15
SEORANG anak laki-laki berkebutuhan khusus naik ke panggung, ketika Paus Fransiskus menyampaikan ceramah mingguan di Vatikan.
Bocah itu lepas dari pantauan ibunya dan dengan berani berjalan di depan Paus Fransiskus selama pidato di Aula St. Paulus VI Vatikan, Rabu 30 November 2018.
Paus Fransiskus sedang duduk di kursi ketika anak itu berlari ke arahnya yang dikejar oleh ibunya.
Paus sedang memberikan ceramah di aula yang penuh sesak dalam bahasa Jerman, ketika bocah itu dengan santai berjalan di atas tangga marmer putih menuju Paus.
Paus melihat dengan tersenyum. Anak itu dengan santainya bermain di depan para pengawal Paus, Swiss Guard.
“Berikan aku ciuman,” kata Paus menyambut anak itu.
“Kita semua harus bertanya pada diri sendiri, apakah saya bebas di hadapan Tuhan? Kita semua harus sebebas-bebasnya di hadapan Allah sebagai seorang anak di hadapan ayahnya.”
“Anak ini tidak dapat berbicara, tetapi dia tahu cara berkomunikasi. Dia bebas. Ketika Yesus berkata kita harus menjadi seperti anak-anak, Dia mengatakan kepada kita bahwa kita harus memiliki kebebasan yang dimiliki anak-anak dengan ayah mereka.
Anak ini telah mengajari kita semua. Dan kami meminta rahmat agar dia dapat berbicara,” ujar Paus, seperti dikutip dari Vatican News.
Yesus memarahi para murid yang menghalang-halangi anak-anak kecil datang kepada-Nya.
Para murid menganggap anak-anak hanyalah pengganggu. Mereka hanya bikin repot, maka harus disingkirkan.
Tetapi bagi Yesus anak-anak ini punya kebebasan untuk mengekspresikan diri. Maka Yesus mengundang mereka untuk datang.
“Biarkan anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka untuk datang kepada-Ku, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.”
Kita sering menjauhkan anak-anak dari Tuhan. Dalam Perayaan Ekaristi tidak jarang anak-anak dijauhkan dengan alasan saleh mereka dibimbing Sekolah Minggu di aula, agar tidak ribut waktu ekaristi.
Mereka justru dihalangi untuk bertemu Tuhan dengan cara mereka sendiri.
Apakah kebijakan-kebijakan pastoral kita memberi tempat pada anak-anak? Ataukah kita merasa terganggu dengan kehadiran mereka di gereja?
Pergi ke Surabaya naik becak,
Sampai Ngawi tak kuat mengayuhnya.
Tuhan Yesus cinta anak-anak,
Jangan kita menghalangi mereka.
Cawas, mencintai anak-anak