KABAR bungah berhembus kencang dari Tahta Suci Vatikan. Pada tanggal 27 Agustus 2022 mendatang, Paus Fransiskus akan resmi melantik 21 orang Kardinal baru.
Yang menarik bagi audiens pembaca di Indonesia dan kawasan Asia lainnya, sebanyak enam Karidinal di antara 21 orang Kardinal baru itu ternyata berasal dari kawasan Asia. Atau setidaknya berkarya di wilayah Asia.
Enam Kardinal dari Asia
Berikut ini nama-nama ke-6 Kardinal baru dari kawasan Asia:
- Mgr. Lazarus You Heung-sik dari Korea – kini Kepala Kongregasi Klerus Vatikan.
- Mgr. Virgilio do Carmo da Silva – Uskup Keuskupan Agung Dili, Timor Leste.
- Mgr. William Goh Seng Chye – Uskup Keuskupan Singapura.
- Mgr. Filipe Neri António Sebastião do Rosário Ferrão – Uskup Keuskupan Goa, India.
- Mgr. Giorgio Marengo dari Italia – kini Prefek Apostolik untuk Mongolia berkedudukan di Ibukota Ulaanbataar.
- Mgr. Anthony Poola – Uskup Keuskupan Hyderabad, India.
Tiga Kardinal dari “lingkaran dalam” Vatikan
Dari ke-21 Kardinal baru yang akan dilantik bulan Agustus mendatang ini, ada tiga Kardinal berasal dari “lingkaran dalam” Vatikan.
Ketiga Kardinal dari Vatikan ini adalah:
- Mgr. Lazarus You Heuk-sik (Korea) – Prefek Kongregasi Klerus.
- Mgr. Arthur Roche (Inggris) – Prefek Kongregasi Peribadatan Ilahi.
- Mgr. Fernando Vérgez Alzaga – Kepala Gubernasi Vatikan.
Nama-nama Kardinal baru lainnya adalah:
- Mgr. Oscar Cantoni, Uskup Keuskupan Como di Italia.
- Mgr. Jean-Marc Aveline, Uskup Keuskupan Marseille di Perancis.
- Mgr. Peter Okpaleke, Uskup Keuskupan Agung Ekwulobia di Nigeria, Afrika.
- Mgr. Richard Kuuia Baawobr, Uskup Keuskupan Wa di Ghana, Afrika.
- Mgr. Leonardo Ulrich Steiner, Uskup Keuskupan Agung Manaus di Brasil.
- Mgr. Paulo Cezar Costa, Uskup Keuskupan Agung Brasilia di Brasil.
- Mgr. Adalberto Martínez Flores, Uskup Keuskupan Asunción di Paraguay, Amerika Latin.
- Mgr. Robert Walter McElroy, Uskup Keuskupan San Diego, AS.
6 Kardinal Asia jadi elektor Konklaf
Dengan diangkatnya 6 orang Kardinal baru dari kawasan Asia atau setidaknya berkarya di wilayah Asia, maka jumlah keseluruhan Kardinal dari kawasan Asia akan mencapai angka 21 orang.
Dari 21 Kardinal baru yang akan dilantik Agustus 2022 mendatang ini, ada sebanyak 6 Kardinal dari Asia masih masuk dalam kategori “sah” sebagai elektor.
Dengan demikian, ke-6 Kardinal ini boleh “masuk” mengikuti Konklaf dengan konsekuensi bisa memilih dan terpilih jadi Paus baru.
Lima Kardinal baru lainya sudah masuk usia sepuh -umur di atas 80 tahun- sehingga tidak punya hak untuk boleh mengikuti Konklaf.
- Mgr. Jorge Enrique Jiménez Carvajal, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Cartagena di Colombia, Amerika Latin.
- Mgr. Lucas Van Looy, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Gent di Belgia.
- Mgr. Arrigo Miglio, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Cagliari di Italia.
- Pastor Gianfranco Ghirlanda, seorang teolog.
- Mgr. Fortunato Frezza, “juru kunci” Basilika St. Petrus Vatikan.
Jumlah Kardinal Asia sangat signifikan
Jumlah enam Kardinal baru dari kawasan Asia ini tentu saja sangat signifikan. Apalagi, kalau melihat jumlah keseluruhan Kardinal dari seluruh dunia yang punya hak memilih dan dipilih menjadi Paus baru itu hanya sebanyak 133 orang.
Sementara dari wilayah Asia sendiri, jumlah Kardinalnya ada sebanyak 21 orang.
Artinya, ke-21 Kardinal dari Asia ini sangat berpeluang bisa terpilih menjadi Paus.
“Praedicate Evangelium”, reformasi tata kelola pemerintahan Vatikan
Menurut laporan Vatikan yang terbit di AsiaNews edisi Minggu petang tanggal 29 Mei 2022 ini, pengangkatan 21 Kardinal baru ini akan dilangsungkan bertepatan dengan peringatan delapan tahun Paus Fransiskus menjadi Uskup Kota Roma sekaligus Pemimpin Gereja Katolik Semesta.
Beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 29-30 Agustus 2022, Paus mengundang semua Kardinal dari seluruh dunia untuk duduk bersama. Guna mempelajari dan menganalisis Konsititusi Apostolik “Praedicate Evangelium” –sebuah keputusan berani Paus Fransiskus yang dirilis tanggal 19 Maret 2022 namun mulai diberlakukan 5 Juni 2022 mendatang.
“Praedicate Evangelium” ini merupakan tatanan baru sebagai upaya besar Paus Fransiskus untuk mereformasi tata kelola pemerintahan Tahta Suci.
PS: Diolah dari AsiaNews.