Paus Fransiskus: Karena Bermasalah, Sejak Muda Sebagian Paru-parunya Dibuang (1)

3
556 views
Paus Fransiskus datang menemui pendahulunya Paus Emeritus Benedictus XVI (AsiaNews)

PAUS Fransiskus lahir tanggal 17 Desember 1936 di Argentina dengan nama kecil Jorge Mario Bergoglio. Ia berasal dari sebuah keluarga imigran dari Italia yaitu pasutri Mario Jose Bergoglio (1908-1959) dan Ny. Regina Maria Sivori (1911-1981).

Paus Fransiskus mempunyai empat saudara kandung. Namun, hanya Maria Elena yang lahir tahun 1948 hingga kini masih hidup. Tiga saudara lainnya sudah meninggal. Ketiga adalah Oscar Adrian (1938-2023), Marta Regina (1940-2007), dan Alberto Horacio (1942-2010).

Kedua orangtua Paus Fransiskus yang berasal dari Italia dan kemudian beremigrasi ke Argentina: Mario Jose Bergoglio (1908-1959) dan Ny. Regina Maria Sivori (1911-1981).
Paus Fransskus saat masih usia remaja. (Ist)
Keluarga inti Paus Fransiskus. (ist)

Semasa mudanya, Jorge Bergoglio pernah bekerja sebagai penjaga bar dan menjadi petugas kebersihan. Sesudah lulus sekolah teknik sebagai analis kimia, Jorge kemudian bekerja sebagai analis kimia di laboratorium food science

Jorge pernah sakit pneumonia dan sebagian paru-parunya harus diangkat. Jorge menyukai sepak bola, musik tradisional, dan menari tango.

Paus Fransiskus sebagai Jesuit muda. (Ist)
Paus Fransiskus bersama kolega. (Ist)

Jorge Bergoglio masuk bergabung dengan Ordo Serikat Yesus dan menjadi Jesuit tanggal 11 Maret 1958. Ia menerima Sakramen Imamat dan ditahbiskan menjadi imam 13 Desember 1969. Pastor Jorge Bergoglio SJ diangkat menjadi Provinsial Jesuit Provinsi Argentina kurun waktu periode tahun 1973-1979. 

Pada periode masa kepemimpinan inilah, Pastor Jorge Bergoglio SJ sempat dianggap bersalah dan dinilai dalam kapasitasnya sebagai Provinsial Jesuit Argentina tidak cukup bertindak merespon peristiwa penculikan Pastor Orlando Yorio SJ dan Pastor Franz Jalics SJ yang terjadi bulan Mei 1976. Pastor Franz Jalics SJ kemudian memaafkan dan berdamai dengan Pastor Jorge Bergoglio SJ.

Paus Fransiskus saat menjadi imam. (Ist)
Paus Fransiskus saat masih imam muda dan kemudian menjadi Uskup Roma. (Ist)

Tahun 1980-1986, beliau diangkat menjadi Rector Philosophical and Theological Faculty of San Miguel. Sebelum menjalani tugas sebagai Rector San Miguel, selama tiga bulan lamanya, Pastor Jorge sempat belajar bahasa Inggris dan tinggal di Jesuit Center di Milltown Institute of Theology and Philosophy di Dublin, Irlandia.

Sesudah tugasnya sebagai rektor selesai, beliau sempat tinggal beberapa bulan di Sankt Georgen Graduate School of Philosophy and Theology di Frankfurt Jerman untuk mempertimbangkan menulis disertasi tentang teolog Itali Romano Guardini. Namun rencana ini tidak jadi terlaksana, karena beliau dipanggil pulang ke Argentina untuk bertugas sebagai spiritual director Jesuit community di Cordoba.

Menjadi Uskup Keuskupan Agung Buenos Aires

Pastor Jorge Mario Bergoglio SJ menerima tahbisan episkopal dan ditahbiskan menjadi uskup 27 Juni 1992. Mula-mula, beliau diangkat menjadi uskup auksilier Buenos Aires tahun 1992-1997. Tanggal 3 Juni 1997, beliau diangkat menjadi Uskup Koadjutor Buenos Aires. Akhirnya, beliau resmi menjadi Uskup Keuskupan Agung Buenos Aires tahun 1998-2013. 

Paus Fransiskus suka menggunakan moda transportasi umum dengan naik KA di wilayah Buenos Aires. (Ist)

Menjadi kardinal Argentina

Tanggal 21 Februari 2001, beliau diangkat menjadi kardinal oleh Paus Santo Yohanes Paulus II. Tahun 2005-2011, beliau menjadi Ketua Konferensi Para Uskup Argentina. Pada saat itu beliau juga adalah Ketua Komite untuk Pontifical Catholic University of Argentina.

Sebagai kardinal, beliau pernah menjadi anggota:

  • Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments.
  • Congregation for the Clergy.
  • Congregation for Institutes of Consecrated Life and Societies of Apostolic Life.
  • Pontifical Council for the Family and Commission for Latin America.
Paus Fransiskus saat ditahbiskan menjadi uskup di Argentina. (Ist)
Almarhum Paus Benedictus XVI dan Paus Fransiskus saat sudah menjadi Kardinal dan Uskup Keuskupan Agung Buenos Aires. (Ist)

Dalam konklaf tanggal 2 April 2005 pasca meninggalnya Paus Santo Yohanes Paulus II, Kardinal Bergoglio dikabarkan sempat mendapat suara terbanyak kedua sesudah Kardinal Ratzinger yang akhirnya terpilih menjadi Paus tanggal 19 April 2005 dan kemudian memilih nama Paus Benediktus XVI. 

Pada saat mencapai usia 75 tahun pada bulan Desember 2011, sesuai Hukum Gereja, Kardinal Jorge Mario Bergoglio mengirimkan surat permintaan pengunduran diri kepada Paus Benediktus XVI.

Paus Fransiskus resmi menjabat Uskup Roma dan menjadi Paus baru untuk Gereja Katolik pada tanggal 13 Marer 2013. (Ist)

Tanggal 13 Maret 2013, beliau terpilih menjadi Paus ke-266 dan menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri tanggal 28 Februari 2013. Beliau memilih nama “Fransiskus” – Orang Kudus St. Fransiskus Assisi. Dengan demikian, sejak terpilih menjadi Uskup Roma, beliau resmi dipanggil Paus Fransiskus.

Dinamika sekitar pemilihan Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus serta relasi mereka berdua yang unik ditampilkan secara menarik dalam film The Two Popes yang dimainkan Anthony Hopkins sebagai Paus Benediktus XVI dan Jonathan Pryce sebagai Paus Fransiskus.  Dalam film tersebut digambarkan bagaimana kedua Paus berbeda karakter dan pandangan mereka tentang ajaran Gereja.

Meskipun demikian tampak sekali persahabatan antara dua Paus yang saling menghormati. Tampak jelas juga bahwa Paus Benediktus XVI memilih mengundurkan diri dan dengan demikian membuka jalan bagi seorang sahabat yang pendapatnya sering berbeda untuk menggantikan dirinya yang mengundurkan diri.

Fim bagus berjudul Two Popes yang menggambarkan dinamika relasional antara Paus Benedictus XVI dan Paus Fransiskus. (Ist)

Paul Thornton dalam tulisannya tanggal 13 Maret 2013 mengutip surat Paul Kokoski dari Canada salah seorang pembaca Los Angeles Times yang dikirim ke letters@latimes.com.

Demikian ini menurut Paul Kokoski:“Bergoglio is a man rich in spiritual passion, humility, self-denial and love for the cause of God and of man. As Pope Francis, he brings to the papacy a brilliant philosophical and, in particular, theological mind that has embraced a vision of broad spiritual and ecclesiastical horizons: personal holiness, missionary outreach combined with constant concern for unity, and the necessary integration of spirituality and institutional ministry.

His episcopal motto, ‘miserando atque eligendo,’ has strengthened and guided him in his tireless and uncompromising efforts aimed at defending and promoting the Catholic faith and its morals against modern errors in an age in which the Catholic Church has suffered unprecedented persecution and martyrdom.”

Sejak terpilih menjadi Pemimpin Gerja Katolik Semesta, Paus Fransiskus menampilkan diri sebagai seorang pribadi yang ramah, selalu tersenyum, menyapa, sederhana, dan rendah hati. Beliau peduli dengan orang miskin dan mereka yang ada di pinggiran serta yang terluka dan menderita.

Beliau mendorong umat manusia untuk peduli dan merawat planit bumi – rumah kita bersama ini. Beliau aktif mengusahakan dialog antar umat beragama dan perdamaian dunia. Beliau lebih menampilkan diri sebagai ibu yang terbuka hatinya dan yang mengasihi semua.

Di sisi lain, beliau juga menjadi guru yang mengajak kita semua untuk kembali ke akar mengikuti Yesus Kristus. Paus Fransiskus mengajak kita bukan hanya membuka jendela menengok dunia yang sedang terluka dan menderita, melainkan untuk membuka pintu-pintu; bahkan melangkah keluar menuju dunia yang memar, terluka, dan kotor.

Gereja tidak dibiarkan merasa nyaman, aman, dan bersih dengan menutup diri dan berdiam diri.

Paus Fransiskus sangat menghormati dan mengidolakan sosok Orang Kudus Santo Fransiskus Assisi. (Ist)

Meneladani sikap dan spiritualitas St. Fransiskus Assisi

Dalam bahasa yang dipilihnya sendiri ketika menggambarkan St. Fransiskus Assisi -nama yang beliau pilih sebagai Paus, beliau berkeinginan mengikuti teladan St. Fransiskus Assisi. Yakni,  “Dia telah menunjukkan kepedulian khusus terhadap ciptaan Allah dan kaum miskin serta mereka yang tersisihkan. Dia mengasihi dan sangat dikasihi karena kegembiraannya, pemberian dirinya yang murah hati dan keterbukaan hatinya.

Dia adalah seorang mistikus dan peziarah yang hidup dalam kesederhanaan dan keselarasan yang indah dengan Allah, dengan orang lain, dengan alam, dan dengan dirinya sendiri. Dia menunjukkan kepada kita betapa tak terpisahkan ikatan antara kepedulian akan alam, keadilan bagi kaum miskin, komitmen kepada masyarakat dan kedamaian batin.” (LS 10)

Tanggal 7 Juli 2023, Prof. Ignatius Bambang Sugiharto dalam suatu seminar tesis di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan memperhatikan hal berikut ini. Yakni,  spiritualitas yang mendasari berbagai sikap, tindakan dan dokumen Paus Fransiskus adalah happiness-based spirituality yang mengalir dari relasi penuh persahabatan dengan Yesus dan kemudian mewujud dalam sukacita. 

Ilustrasi: Paus Fransiskus membuka Pintu Suci Vatikan. (Ist)
Paus Fransiskus membuka pintu jubelium. (Ist)

Paus Fransiskus tidak mengikuti fear-based spirituality yang cenderung membela diri, menutup diri, bahkan berusaha menguasai orang lain. Terjadi loncatan paradigma Kopernikan dalam Gereja zaman now di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus bukan hanya membuka jendela untuk melihat ke luar, apalagi membawa yang dari luar agar masuk ke dalam Gereja. Paus Fransiskus membuka pintu dan melangkah keluar, yang dari dalam dibawa keluar. Barangkali tidak semua umat Katolik memahami perubahan paradigma baru yang diajarkan dan dihidupi Paus Fransiskus dengan sukacita.

Sebagai Uskup Roma, Paus Fransiskus rutin berkunjung ke paroki-paroki di Keuskupan Roma. Dalam salah satu kunjungannya Paus Fransiskus ditanya seorang anak bernama Emmanuel. Anak tersebut bertanya kepada beliau: apakah ayahnya yang ateis akan masuk surga atau bagaimana, karena ayahnya -meski seorang ateis- sudah membaptis keempat anaknya.

Paus Fransiskus mendengarkan Emmanuel dengan hati dan seksama. Lalu, beliau sungguh meyakinkan Emmanuel bahwa ayahnya seorang yang baik dan minta Emmanuel berdoa kepada ayahnya yang ada di rumah Bapa di surga.

Itulah Paus Fransiskus yang mewartakan bahwa Allah adalah Allah Bapa yang penuh kasih dan menerima semua anak-anak-Nya ke dalam rumah-Nya yang penuh kasih. (Berlanjut)

Paus Fransiskus dan anak Itali bernama Emmanuel yang bertanya tetang nasib ayahnya seorang ateis saat meninggal dunia. (Ist)

Baca juga:

3 COMMENTS

  1. Inspiration Romo Ferry
    Terima kasih untuk tulisan ini
    Banyak hal2 baik yg semakin kita ketahui semakin mengakar di hati kami untuk kita patuti dan kita juga turut merasakan akar darı cinta dan kasih serta spiritual dari bapa Paus kita . Oh berapa Indahnya bila saudara seiman hidup dalam kesatuan 🙏 Amin … sukses terus Romo Ferry 🙏😘😇❤️

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here