Paus Fransiskus Mengikuti Jejak Fransiskus

0
0 views
Ilustrasi: Patung Santo Fransiskus Assisi dan Para Saudara di depan Basilika Lateran Roma. (Romo Fictorium N. Ginting OFMConv)

Puncta 4 Oktober 2024
Pw. St. Fransiskus Asissi
Lukas 10: 13-16

DALAM dunia yang glamor dan suka pamer kekayaan, Paus Fransiskus lebih memilih naik mobil rakyat yang biasa sewaktu berkunjung ke Indonesia.

Sementara orang suka naik jet pribadi yang mewah, Paus Fransiskus menggunakan pesawat komersial. Yang penting sampai dengan selamat demi berjumpa dengan umat.

Di tengah kecamuk dan konflik antar kelompok yang mengatasnamakan agama, Paus Fransiskus memilih datang berkunjung membawa damai, berpelukan dengan Imam Besar Mesjid Istiqlal.

Dia berjabat tangan dengan semua orang yang suka damai. Menciptakan perdamaian, bukan saling curiga dan permusuhan.

Ketika dunia berebut kuasa, saling bersaing untuk menjatuhkan lawan-lawannya, Paus Fransiskus datang dengan memeluk anak-anak kecil di pinggir jalan, orang-orang cacat dan difabel. Dia membawa kasih persaudaraan bagi semua orang.

Kendati Paus harus berjalan dengan kursi roda, badannya dimakan usia, namun semangatnya untuk mencinta sungguh luar biasa. Ia mengikuti semangat Fransiskus yang dipilih menjadi nama pontifikalnya.

Hari ini kita memperingati seorang santo besar yakni Fransiskus Assisi. Fransiskus adalah pribadi yang lengkap. Ia mengasihi Tuhan dengan doanya yang kuat. Ia mengasihi manusia khususnya yang miskin dan terpinggir. Ia mengasihi alam semesta sebagai saudara-saudarinya. Ia membawa damai bagi mereka yang berbeda.

Hidup Fransiskus menginspirasi banyak orang yang ingin menimba semangatnya; hidup sederhana, cinta damai, persaudaraan, kerendahan hati, cinta alam semesta dan semangat doa yang dalam.

Semangat Fransiskus masih tetap relevan untuk kita manusia di zaman modern kontemporer ini. Zaman yang dipenuhi dengan permusuhan, kekejaman, persaingan, hedonisme, pamer kekayaan dan kuasa.

Kehadiran Paus Fransiskus ke Indonesia kemarin sungguh menghadirkan semangat Santo Fransiskus yang nyata dan relevan bagi kehidupan kita. Marilah kita meneladan Santo Fransiskus, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Paus Fransiskus, gembala dan bapak kita.

Ibukota negara sudah pindah ke Kalimantan,
Rakyat di sana belum menikmati kemakmuran.
Dengan hidup sederhana kita tidak kekurangan,
Dengan semangat cinta kita tidak akan kehilangan.

Wonogiri, cintai bumi seperti Ibu Pertiwi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here